Mengetahuinya dengan pikiran bawah sadarmu adalah hal yang benar-benar berbeda sama sekali.
Itu sama mengerikannya seperti yang sudah Harry pikirkan terasa pada Hermione, yang memang adil.
“Draco,” kata Harry, mengendalikan suaranya tidaklah mudah, tapi para gadis Ravenclaw sudah memberinya suatu naskah, “Kau harus melepaskanku!”
“Oke!” kata Draco, dan melepaskan tangan Harry.
Tangan Harry yang lain menggapai ke ujungnya, dan kemudian, tanpa satu pun keputusan yang terbuat, jari- jarinya gagal, dan Harry terjatuh.
Ada suatu saat singkat ketika perut Harry mencoba melompat ke tenggorokannya, dan tubuhnya mencoba mati-matian mengorientasikan dirinya sendiri dalam ketiadaan cara apa pun untuk melakukan hal itu.
Ada suatu saat singkat ketika Harry bisa merasakan Ramuan Jatuh-Bulu menunjukkan efeknya, mulai memperlambatnya, semacam perasaan meluncur, berbantal.
Dan kemudian sesuatu menarik Harry dan dia melaju turun lagi lebih cepat dari gravitasiтАУ
Mulut Harry sudah mulai terbuka dan mulai menjerit ketika sebagian dari otaknya mencoba untuk memikirkan sesuatu yang kreatif yang bisa dia lakukan, sebagian dari otaknya mencoba mengkalkulasi seberapa banyak waktu yang dia miliki untuk jadi kreatif, dan suatu bagian kecil dari bagian otaknya menyadari bahwa dia bahkan tak akan menyelesaikan penghitungan waktu yang tersisa sebelum dia menghantam tanahтАУ
Harry mati-matian mencoba mengendalikan engahannya, dan tak membantunya mendengar jeritan dari seluruh gadis, sekarang terbaring dalam timbunan di tanah dan masing-masing.
“Demi langit,” kata si pria tak dikenal, dia yang berpakaian tua dan wajah berbekas luka samar, yang memegang Harry di tangannya. “Dari seluruh cara yang kubayangkan kita akan bertemu lagi suatu hari, aku tak mengharapkan bahwa kamu akan terjatuh dari langit.”
Harry mengingat hal terakhir yang dia lihat, tubuh yang terjatuh, dan berhasil terkesiap, “Profesor тАж Quirrell тАж .”
“Dia akan baik-baik saja setelah beberapa jam,” kata si pria tak dikenal yang memegang Harry. “Dia hanya kelelahan. Aku tak akan mengira itu mungkin тАж dia pasti sudah merobohkan dua ratus murid hanya untuk memastikan dia mendapatkan siapapun yang melemparkan kutukan padamu тАж .”
Dengan lembut, si pria meletakkan Harry tegak di tanah, menyangganya untuk sesaat.
Harry dengan hati-hati menyeimbangkan diri, dan mengangguk pada pria itu.
Dia melepaskan, dan Harry segera terjatuh.
Si pria membantunya bangkit lagi. Memastikan, setiap waktu, untuk berdiri di antara Harry dan para gadis yang saat ini mengangkat diri mereka sendiri dari tanah, kepalanya dengan konstan melihat ke arah itu.
“Harry,” si pria berkata dalam diam, dan sangat serius, “apakah kamu memiliki satu pun gagasan yang mana dari para gadis ini yang mungkin ingin membunuhmu?”
“Bukan pembunuhan,” kata satu suara yang tegang. “Hanya kebodohan.”
Kali ini adalah si pria tak dikenal yang terasa nyaris terjatuh, keterkejutan murni di wajahnya.
Profesor Quirrell sudah terduduk dari tempatnya terjatuh di rumput.
“Demi langit!” si pria terkesiap. “Kau harusnya tidakтАУ”
“Tn. Lupin, kekhawatiranmu salah tempat. Tidak ada penyihir, tak peduli seberapa kuat, melemparkan Mantra semacam itu hanya dengan kekuatan. Kamu harus melakukannya dengan menjadi efisien.”
Meski begitu, Profesor Quirrell tak berdiri.
“Terima kasih,” bisik Harry. Dan kemudian, “Terima kasih,” pada si pria yang berdiri di sampingnya juga.
“Apa yang terjadi?” kata si pria.
“Aku harusnya bisa memperkirakannya sendiri,” kata Profesor Quirrell, suaranya tajam dengan ketidaksetujuan. “Sejumlah gadis mencoba memanggil Tn. Potter terjatuh ke tangan mereka sendiri. Secara individu, kukira, mereka semua berpikir kalau mereka melakukannya dengan lembut.”
Oh.
“Anggap itu suatu pelajaran dalam kesiapsiagaan, Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell. “Misalkan aku tidak bersikeras bahwa ada lebih dari satu saksi dewasa dalam kejadian kecil ini, dan bahwa kita berdua mengeluarkan tongkat sihir kami, Tn. Lupin tak akan ada untuk memperlambat jatuhmu setelahnya, dan kamu akan terluka parah.”
“Sir!” kata si priaтАУTn. Lupin, sepertinya. “Kau harusnya tak mengatakan hal semacam itu pada si bocah!”
“SiapaтАУ” Harry mulai berkata.
“Satu-satunya orang lain yang memiliki waktu untuk mengawasi, di samping diriku sendiri,” kata Profesor Quirrell. “Aku perkenalkanmu pada Remus Lupin, yang ada di sini sementara untuk mengajarkan para murid Mantra Patronus. Walau aku diberi tahu bahwa kalian berdua sudah pernah bertemu.”
Harry mempelajari pria itu, kebingungan. Dia harusnya mengingat wajah berbekas luka samar itu, senyuman aneh, lembut itu.
“Di mana kita pernah bertemu?” kata Harry.
“Di Godric’s Hollow,” kata si pria. “Aku mengganti beberapa popokmu.”