“Oh,” gumam Draco, “tapi itu tak akan pernah terjadi pada keluarga Malfoy.”
Tangan Ron mengepal menjadi tinjuтАУ
“Cukup,” kata Harry, memberikan sebanyak mungkin otoritas tenang ke dalam suara semampunya. Sudah cukup jelas bahwa apapun yang mereka bicarakan, itu adalah satu kenangan menyakitkan bagi si bocah rambut merah. “Kalau Ron tak ingin membicarakannya, dia tak perlu membicarakannya, dan aku memintamu untuk tidak mengungkitnya juga.”
Draco berbalik dengan ekspresi kaget, dan Ron mengangguk. “Itu benar, Harry! Maksudku Tn. Bronze! Kamu lihat orang macam apa dia? Sekarang suruh dia pergi!”
Harry menghitung sampai sepuluh dalam kepala, yang baginya berlalu sangat cepat 12345678910тАУkebiasaan aneh yang masih tertinggal dari waktu dia masih umur lima tahun ketika ibunya menyuruh melakukannya, dan Harry menganggap caranya lebih cepat dan harusnya juga sama efektifnya. “Aku tak akan menyuruhnya pergi,” kata Harry dengan tenang. “Dia boleh berbicara denganku kalau dia mau.”
“Yah, aku tak berminat untuk bergaul dengan orang yang bergaul dengan Draco Malfoy,” Ron mengumumkan dengan dingin.
Harry mengangkat bahu. “Itu terserah kamu. Aku tidak ingin membiarkan siapapun mengatur dengan siapa aku bisa atau tak bisa bergaul.” Berdoa dalam hati, tolong pergilah, tolong pergilah тАж .
Wajah Ron termangu dalam keterkejutan, seolah dia benar-benar mengharapkan kalimat tadi bisa berhasil. Kemudian Ron berbalik, dan menarik pegangan kopernya dan lari menjauh ke dalam peron.
“Kalau kamu tak menyukai dia,” kata Draco penasaran, “Kenapa kamu tidak pergi saja?”
“Um тАж ibunya membantuku menemukan cara memasuki peron ini dari Stasiun King’s Cross, jadi agak sukar untuk mengusirnya pergi. Dan bukannya aku membenci si anak Ron ini,” kata Harry, “aku cuma, cuma тАж” Harry mencari-cari kata.
“Tidak melihat adanya alasan bagi dia untuk ada?” Draco menawarkan.
“Sedikit banyak.”
“Namun demikian, Potter тАж kalau kamu benar-benar dibesarkan oleh MuggleтАУ” Draco berhenti sebentar di sini, seolah menunggu penyangkalan, tapi Harry tak berkata apapun “тАУmaka kamu mungkin tak tahu bagaimana rasanya menjadi terkenal. Orang-orang ingin mengambil semua waktu kita. Kamu harus belajar untuk berkata tidak.”
Harry mengangguk, memakai ekspresi merenung di wajahnya. “Itu kedengarannya seperti nasihat yang bagus.”
“Kalau kamu mencoba bersikap baik, kamu hanya akan menghabiskan kebanyakan waktumu bersama dia yang paling memaksakan kemauannya. Putuskan dengan siapa kamu mau habiskan waktumu dan buat yang lainnya pergi. Kamu baru saja sampai di sini, Potter, jadi orang akan menilaimu berdasarkan orang-orang yang bergaul denganmu, dan kamu tidak akan mau terlihat bersama orang macam Ron Weasley.”
Harry mengangguk lagi. “Kalau kamu tak keberatan atas pertanyaanku, dari mana kamu mengenaliku?”
“Tuan Bronze,” gumam Draco, “aku sudah bertemu denganmu, ingat. Aku melihat seseorang berjalan dengan mengenakan scarf menutupi kepalanya, terlihat benar-benar menggelikan. Jadi aku buat tebakan.”
Harry menundukkan kepalanya, menerima pujian itu. “Aku benar-benar minta maaf tentang itu,” kata Harry. “Pertemuan pertama kita, maksudku. Aku tak bermaksud untuk mempermalukanmu di depan Lucius.”
Draco mengabaikannya sementara memberi Harry tatapan aneh. “Aku cuma berharap Ayah bisa masuk waktu kamu sedang memuji-muji akuтАУ” Draco tertawa. “Tapi terima kasih untukmu atas apa yang kamu katakan pada Ayah. Kalau bukan karena itu, aku mungkin akan punya masalah yang jauh lebih sulit waktu menjelaskan.”
Harry menunduk lebih rendah. “Dan terima kasih untukmu atas tindakan balasanmu dengan apa yang kamu katakan pada Profesor McGonagall.
“Kembali. Walau salah satu asisten kemarin harus bersumpah atas teman baiknya untuk kerahasian absolut, karena Ayah berkata bahwa ada rumor aneh yang sedang beredar, seperti kamu dan aku terlibat dalam perkelahian atau apa.”
“Ouch,” kata Harry, meringis. “aku benar-benar minta maafтАУ”
“Tidak, kami terbiasa dengan itu, Merlin sudah tahu kalau ada banyak rumor tentang keluarga Malfoy.”
Harry mengangguk. “Aku lega mendengar bahwa kamu tidak dalam masalah.”
Draco menyeringai. Ayah mempunyai, um, rasa humor yang beradab, tapi dia memang memahami tentang memperoleh teman. Dia memahami dengan sangat baik. Dia membuatku mengulangi sebelum aku tidur tiap malam sebulan terakhir ini, ‘Aku akan memperoleh teman di Hogwarts.’ Ketika aku sudah selesai menjelaskan semua padanya dan dia sudah melihat apa yang aku lakukan, dia membelikanku es krim.”
Rahang Harry terbuka lebar. “Kamu bisa mengubah yang tadi itu jadi es krim?”
Draco mengangguk, terlihat sesombong yang pancapaian tadi layak dapatkan. “Yah, ayah tahu apa yang aku lakukan, tentu saja, tapi dia adalah yang mengajariku bagaimana cara melakukannya, dan kalau aku tersenyum dengan cara yang tepat waktu aku melakukannya, itu membuatnya jadi sesuatu antara kami ayah-anak dan kemudian dia harus membelikanku es krim atau aku akan memberikan ekspresi muram macam ini, seperti aku pikir aku sudah mengecewakan dia.”
Harry memandang Draco penuh perhitungan, merasakan hadirnya sesama master. “Kamu sudah memperoleh pelajaran tentang bagaimana memanipulasi orang?”
“Tentu saja,” kata Draco bangga. “Aku adalah seorang Malfoy. Ayah mengupah tutor-tutor.”
“Wow,” kata Harry. Membaca buku Robert Cialdini ‘Influence: Science and Practice’ mungkin tidak cukup tinggi kalau dibandingkan dengan itu (walau itu termasuk buku yang sangat luar biasa). “Ayahmu hampir sekeren ayahku.”
Alis Draco naik dengan angkuh. “Oh? Dan apa yang ayahmu lakukan?”