“SLYTHERIN!”
“Granger, Hermione!”
Hermione dengan cepat berlari menuju Topi Seleksi, mengangkatnya dan menjejalkan kreasi kain tua bertambal sulam ke atas kepalanya, membuat Harry meringis. Hermione adalah orang yang sudah menjelaskan pada dia tentang Topi Seleksi, tapi Hermione jelas tidak memperlakukannya seperti artefak tak tergantikan, benar-benar penting, berusia 800 tahun dari sihir yang terlupakan yang akan melakukan telepati rumit pada pikiran Hermione dan terlihat seperti tak berkondisi fisik baik.
“RAVENCLAW!”
Bicara tentang kesimpulan yang sudah jelas. Harry tak melihat kenapa Hermione begitu tegang tentangnya. Dalam alam semesta alternatif apa yang bisa membuat gadis itu tidak diseleksi masuk dalam Ravenclaw? Jika Hermione Granger tidak masuk dalam Ravenclaw maka tak ada alasan yang bagus untuk membiarkan Asrama Ravenclaw tetap ada.
Hermione tiba di meja Ravenclaw dan mendapat sorakan wajib; Harry penasaran apakah sorakan itu akan lebih keras, atau pelan, kalau mereka tahu kompetitor level apa yang baru saja mereka sambut ke meja mereka. Harry mengetahui nilai pi sampai 3.141592 karena keakuratan sepersejuta sudah cukup untuk kebanyakan tujuan praktis. Hermione tahu sampai seratus angka dari pi karena itulah jumlah digit yang tercetak di belakang buku matematikanya.
Neville Longbottom masuk ke Hufflepuff, Harry lega melihatnya. Kalau Asrama itu benar-benar memiliki kesetiaan dan persaudaraan yang harusnya seperti yang mereka contohkan, maka satu Asrama penuh teman- teman yang bisa diandalkan akan memberi Neville satu dunia penuh kebaikan. Anak cerdas di Ravenclaw, anak jahat di Slytherin, anak sok pahlawan di Gryffindor, dan semua yang benar-benar bekerja di Hufflepuff.
(Walau Harry memang benar sudah berkonsultasi pada prefek Ravenclaw terlebih dulu. Si wanita muda itu tak memindahkan mata dari bacaannya atau mengenali Harry, hanya menusuk tongkat sihir ke arah Neville dan menggumamkan sesuatu. Yang setelahnya Neville memperoleh ekspresi bingung dan berjalan saja ke gerbong kelima dari depan dan kompartemen keempat di kiri, yang memang benar berisi kataknya.)
“Malfoy, Draco!” masuk ke Slytherin, dan Harry menghembuskan napas lega kecil. Itu memang kelihatannya adalah suatu hal yang sudah pasti, tapi kamu tak pernah tahu kejadian kecil apa yang bisa mengganggu arah rencana utamamu.
Profesor McGonagall memanggil “Perks, Sally-Anne!”, dan dari anak yang berkumpul keluarlah gadis pucat tak terurus yang benar-benar terlihat anehnya sangat halusтАУseolah dia bisa saja menghilang dengan misterius saat kamu berhenti melihatnya, dan tak akan pernah terlihat lagi atau bahkan diingat.
Dan kemudian (dengan sedikit ragu-ragu bercampur takut yang dijaga ketat dari suaranya hingga kamu harus benar-benar mengenalnya dengan sangat baik untuk menyadarinya) Minerva McGonagall mengambil napas panjang, dan memanggil, “Potter, Harry”
Dalam seketika kesunyian muncul dalam aula.
Seluruh percakapan terhenti.
Seluruh mata berubah jadi tatapan.
Untuk pertama kalinya dalam seluruh hidupnya, Harry merasa seolah dia mungkin memiliki kesempatan untuk merasakan demam panggung.
Harry dengan cepat menghapus perasaan ini. Satu ruangan penuh orang yang memandangnya adalah suatu hal yang harus dia biasakan, kalau dia ingin hidup di Inggris sihir, atau juga melakukan sesuatu lainnya yang menarik dalam hidupnya. Menempelkan senyuman palsu percaya diri pada wajahnya, dia mengangkat kaki untuk melangkah majuтАУ
“Harry Potter!” teriak suara dari entah Fred atau George Weasley, dan kemudian “Harry Potter!” teriak kembar Weasley yang lain, dan sesaat kemudian seluruh meja Gryffindor, dan tak lama sebagian besar dari Ravenclaw dan Hufflepuff, ikut bersorak.
“Harry Potter! Harry Potter! Harry Potter!”
Dan Harry Potter berjalan maju. Sedikit terlalu pelan, dia baru sadar setelah dia mulai, namun di saat itu sudah terlambat untuk mengubah lajunya tanpa terlihat canggung.
“Harry Potter! Harry Potter! HARRY POTTER!”
Dengan seluruh maksud yang baik atas apa yang akan dia lihat, Minerva McGonagall berbalik melihat ke belakangnya pada mereka yang ada di Meja Utama.
Trelawney dengan panik mengipasi dirinya sendiri, Filius melihat penuh rasa ingin tahu, Hagrid ikut bertepuk tangan, Sprout terlihat pedas, Vector dan Sinistra terlihat geli, dan Quirell memandang kosong entah ke mana. Albus tersenyum dengan murah hati. Dan Severus Snape memegang gelas anggur kosongnya, dengan kencang, sebegitu kencang hingga peraknya berubah bentuk secara perlahan.
Dengan senyuman lebar, memutar kepalanya untuk membungkuk ke satu sisi dan kemudian ke sisi lain saat dia berjalan di antara empat meja Asrama, Harry Potter berjalan maju dengan laju teratur anggun, seorang pangeran yang mewarisi kastilnya.
“Selamatkan kami dari Pangeran Kegelapan lain!” teriak salah satu dari kembar Weasley, dan kemudian kembar Weasley yang lain berteriak, “Apalagi kalau mereka adalah para Profesor!” yang mengundang tawa dari seluruh meja kecuali Slytherin.
Bibir Minerva berubah jadi garis putih tipis. Dia akan berbicara dengan para Weasley Horrors tentang bagian terakhir itu, kalau mereka pikir dia tak punya kekuatan hanya karena ini adalah hari pertama sekolah dan Gryffindor tak punya poin untuk dikurangi. Kalau mereka tak peduli dengan detensi maka dia akan menemukan cara yang lain.
Kemudian, dengan terkesiap seketika karena ngeri, dia melihat ke arah Severus, tentunya dia sadar bahwa Potter pasti tak tahu siapa yang sedang dibicarakanтАУ
Wajah Severus sudah jauh melampaui amarah sampai ke suatu sikap tak acuh. Senyuman samar bermain di bibirnya. Dia sedang melihat ke arah Harry Potter, bukan ke meja Gryffindor, dan tangannya memegang sisa