dimiliki Ravenclaw dan kemudian dia sudah menggunakan Time-Turner тАж .
Imajinasinya menunjukkan padanya orangtuanya memarahinya setelah dia dikeluarkan, Profesor McGonagall kecewa padanya, dan itu terlalu menyakitkan dan dia tak tahan dan dia tak bisa memikirkan jalan apa pun untuk menyelamatkan dirinya sendiriтАУ
Pikiran yang Harry biarkan dirinya untuk pikirkan adalah kalau menjadi marah memasukkannya dalam semua masalah ini, maka mungkin waktu dia marah dia akan memikirkan jalan keluar, hal-hal terlihat lebih jelas waktu dia marah.
Dan pikiran yang Harry tidak biarkan dirinya pikirkan adalah kalau dia benar-benar tak bisa menghadapi masa depan kalau dia tidak marah.
Jadi dia membuang pikiran-pikirannya dan mengingat lagi penghinaan membara ituтАУ
Tut, tut. Tenar jelas bukan segalanya.
Sepuluh poin dari Ravenclaw karena membantah.
Dingin yang menenangkan kembali membasuh pembuluh darahnya seperti gelombang ombak tercermin dan kembali dari pemecah, dan Harry membuang napasnya.
Oke. Kembali waras sekarang.
Dia sebenarnya merasa sedikit kecewa pada diri non-marahnya karena ambruk seperti itu dan hanya ingin keluar dari masalah. Profesor Severus Snape adalah masalah semua orang. Harry-normal sudah melupakan hal itu dan hanya ingin melindungi dirinya sendiri. Dan membiarkan para korban lain tergantung? Pertanyaannya bukanlah bagaimana melindungi dirinya sendiri, pertanyaannya adalah bagaimana menghancurkan profesor Ramuan ini.
Jadi inilah sisi gelapku, begitu? Sedikit istilah yang berprasangka itu, sisi cahayaku sepertinya lebih egois dan pengecut, dan juga bingung dan panik.
Dan sekarang ketika dia berpikir dengan jelas, itu sama jelasnya apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Dia sudah memberi dirinya sendiri satu jam tambahan untuk mempersiapkan, dan bisa mendapatkan sampai lima jam lagi kalau perlu тАж .
Minerva McGonagall menunggu di kantor Kepala Sekolah.
Dumbledore duduk di tahta berbantalnya di belakang mejanya, berpakaian dalam empat lapis jubah lavender resmi. Minerva duduk di kursi di hadapannya, di deberang Severus di kursi lain. menghadap ketiganya adalah satu bangku kayu kosong.
Mereka sedang menunggu Harry Potter.
Harry, Minerva berpikir mati-matian, kau berjanji kau tidak akan menggigit guru mana pun!
Dan dalam pikirannya dia bisa melihat dengan sangat jelas jawabannya, wajah marah Harry dan respon marahnya: Aku bilang aku tak akan menggigit siapapun yang tidak menggigitku terlebih dulu!
Ada ketukan di pintu.
“Masuk!” Dumbledore memanggil.
Pintu mengayun terbuka, dan Harry Potter masuk. Minerva nyaris terkesiap keras-keras. Bocah itu terlihat dingin, tenang, dan benar-benar menguasai diri.
“Selamat pagтАУ” suara Harry seketika terputus. Rahangnya terbuka lebar.
Minerva menyusuri arah pandangan Harry, dan dia melihat bahwa Harry sedang melihat ke arah Fawkes saat sang phoenix itu duduk di tenggeran emasnya. Fawkes mengepakkan sayap merah-emas cerahnya seperti kerlipan api, dan menurunkan kepalanya dalam anggukan terukur pada si bocah.
Harry berbalik untuk melihat Dumbledore.
Dumbledore berkedip padanya.
Minerva merasa kalau dia melewatkan sesuatu.
Ketidakpastian seketika melintas di wajah Harry. Ketenangannya goyah. Ketakutan tampak di matanya, kemudian marah, dan kemudian bocah itu tenang lagi.
Udara dingin merasuki tulang belakang Minerva. Ada yang tidak benar di sini.
“Silakan duduk,” kata Dumbledore. Wajahnya sekarang serius sekali lagi.
Harry duduk.
“Jadi, Harry,” kata Dumbledore. “Aku sudah mendengar satu laporan atas hari ini dari Profesor Snape. Apakah kamu tak keberatan untuk mengatakan padaku apa yang terjadi sesuai dengan yang menurutmu terjadi?”
Pandangan Harry tersentak meremehkan ke arah Severus. “Itu tidak rumit,” kata si bocah, tersenyum tipis. “Dia mencoba menindasku seperti dia menindas tiap non-Slytherin di sekolah sejak hari Lucius menyelinapkannya kepadamu. Untuk detail yang lain, aku meminta pembicaraan privat danganmu mengenainya. Seorang murid yang melaporkan perilaku kejam dari seorang profesor tidak akan mungkin diharapkan untuk bicara jujur di depan profesor yang sama, bukan begitu.”
Kali ini Minerva tak bisa menghentikan dirinya dari terkesiap keras-keras.
Severus hanya tertawa.
Dan wajah Kepala Sekolah berubah suram. “Tn. Potter,” kata sang Kepala Sekolah, “siapapun tidak membicarakan profesor Hogwarts dalam cara seperti itu. Aku takut kalau kamu bekerja di bawah kesalahpahaman. Profesor Severus Snape mendapatkan kepercayaan penuhku, dan melayani Hogwarts dalam perintahku, bukan Lucius Malfoy.”
Ada kesunyian untuk beberapa saat.