Ketika bocah itu berbicara lagi suaranya dingin. “Apakah aku melewatkan sesuatu di sini?”
“Sejumlah hal, Tn. Potter,” kata sang Kepala Sekolah. “Kau harus pahami, untuk awalnya, bahwa tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mendiskusikan bagaimana mendisiplinkanmu atas kejadian pagi ini.”
“Pria ini sudah menteror sekolahmu bertahun-tahun. Aku sudah berbicara pada beberapa murid dan mengumpulkan cerita-cerita untuk memastikan memang ada cukup banyak untuk suatu kampanye surat kabar dan menggalang para orangtua melawannya. Beberapa murid yang lebih muda menangis ketika mereka menceritakannya padaku. Aku hampir menangis ketika aku mendengar mereka! Kau biarkan penganiaya ini bebas berkeliaran? Kau melakukan ini untuk muridmu sendiri? Kenapa?”
Minerva menelan satu gumpalan dalam tenggorokannya. Dia sudahтАУmemikirkan hal itu, sesekali, namun entah bagaimana dia tidak pernah benar-benarтАУ
“Tn. Potter,” kata sang Kepala Sekolah, suaranya sekarang tegas, “pertemuan ini bukan tentang Profesor Snape. Ini adalah tentang kamu dan pengabaianmu atas disiplin sekolah. Profesor Snape sudah menyarankan, dan aku sudah menyetujui, bahwa detensi tiga bulan penuh akan cukup sesuaiтАУ”
“Ditolak,” kata Harry dingin.
Minerva terdiam.
“Ini bukan permintaan, Tn. Potter,” kata sang Kepala Sekolah. Seluruh kekuatan pandangan penyihir itu, sepenuhnya ditempatkan pada si bocah. “Ini adalah hukumanmтАУ”
“Kau akan menjelaskan padaku kenapa kau mengizinkan orang ini untuk menyakiti anak-anak yang sudah ditempatkan di bawah asuhanmu, dan jika penjelasanmu tidak cukup bagus maka aku akan memulai kampanye surat kabarku dengan anda sebagai targetnya.”
Tubuh Minerva goyah dengan kekuatan pukulan itu, dengan lese majeste murni.
Bahkan Severus Snape terlihat terkejut.
“Itu, Harry, akan jadi sangat tidak bijak,” kata Dumbledore perlahan. “Aku adalah bidak utama dalam melawan Lucius di dalam papan permainan. Untuk kamu melakukan hal semacam itu akan sangat memperkuatnya, dan aku tidak berpikir kalau itu adalah sisi pilihanmu.”
Si bocah diam untuk waktu lama.
“Pembicaraan ini bertambah privat,” kata Harry. Tangannya tersentak ke arah Severus. “Suruh dia pergi.”
Dumbledore menggelengkan kepalanya. “Harry, bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau Severus Snape memperoleh kepercayaan penuh dariku?”
Wajah si bocah menunjukkan keterkejutannya atas itu. “Penindasan orang ini membuatmu rentan! Aku bukan satu-satunya yang bisa memulai kampanye surat kabar melawanmu! Ini gila! Kenapa kau melakukan ini?”
Dumbledore membuang napas. “Aku minta maaf, Harry. Itu menyangkut hal-hal yang kamu tidak, pada saat ini, siap untuk dengar.”
Bocah itu memandang ke arah Dumbledore. Kemudian dia berbalik melihat ke arah Severus. Kemudian kembali ke Dumbledore lagi.
“Inilah kegilaan,” kata bocah itu perlahan. “Kau tidak mengekangnya karena kau pikir dia adalah bagian dari pola. Bahwa Hogwarts perlu Master Ramuan jahat untuk jadi sekolah sihir yang layak, sama seperti sekolah ini memerlukan satu hantu untuk mengajar sejarah.”
“Itu memang terdengar seperti hal-hal yang akan kulakukan, bukan begitu?” kata Dumbledore, tersenyum.
“Tak bisa diterima,” kata Harry datar. Pandangannya sekarang dingin dan gelap. “Aku tidak akan mentolerir penindasan ataupun penganiayaan. Aku sudah mempertimbangkan beragam kemungkinan cara menghadapi masalah ini, tapi aku akan membuatnya jadi sederhana. Antara orang ini pergi, atau aku.”
Minerva terkesiap lagi. Sesuatu yang aneh berkelebat di mata Severus.
Sekarang pandangan Dumbledore juga berubah dingin. “Pengeluaran, Tn. Potter, adalah ancaman terakhir yang boleh digunakan kepada seorang murid. Itu bukanlah sesuatu yang biasanya dipakai sebagai ancaman oleh seorang murid kepada seorang Kepala Sekolah. Ini adalah sekolah sihir terbaik di seluruh dunia, dan pendidikan di sini bukanlah suatu kesempatan yang diberikan kepada semua orang. Apakah kamu di bawah suatu kesan kalau Hogwarts tidak bisa berjalan tanpa ada kamu?”
Dan Harry duduk di sana, tersenyum tipis.
Kengerian seketika melingkupi Minerva. Tentunya Harry tidak akanтАУ
“Kau lupa,” kata Harry, “bahwa kau bukanlah satu-satunya yang bisa melihat polanya. Ini bertambah privat. Sekarang suruh diaтАУ” Harry menyentakkan tangan pada Severus lagi, dan kemudian terhenti di tengah kalimat, dan tengah gerakan.
Minerva bisa melihatnya pada wajah Harry, saat ketika dia teringat.
Lagipula, dialah yang memberitahu Harry.
“Tn. Potter,” kata sang Kepala Sekolah, “sekali lagi, Severus Snape memperoleh kepercayaan penuh dariku.”
“Kau memberitahunya,” bisik bocah itu. “Kau bodoh.”
Dumbledore tidak bereaksi terhadap hinaan itu. “Memberitahunya apa?”
“Bahwa sang Pangeran Kegelapan masih hidup.”
“Apa dalam nama Merlin yang kau bicarakan, Potter?” seru Severus benar-benar dalam nada terkejut dan kemarahan.
Harry melirik ke arahnya sesaat, tersenyum suram. “Oh, jadi kita memang Slytherin, kalau begitu,” kata Harry.