“Aku tadi mulai ragu.”

Dan kemudian muncullah kesunyian.

Akhirnya Dumbledore berkata. Suaranya lunak. “Harry, apa yang sedang kau bicarakan?”

“Aku minta maaf, Albus,” Minerva berbisik.

Severus dan Dumbledore berbalik untuk melihat ke arahnya.

“Profesor McGonagall tidak memberitahuku,” kata suara Harry, cepat dan kurang tenang dibanding tadi. “Aku menebaknya. Sudah kukatakan padamu, aku juga bisa melihat pola-polanya. Aku menebak, dan dia mengendalikan reaksinya sama seperti yang Severus lakukan tadi. Tapi pengendaliannya satu rona di bawah sempurna, dan aku bisa melihat kalau itu adalah sesuatu yang terkendali, bukan yang sebenarnya.”

“Dan aku memberitahunya,” kata Minerva, suaranya bergetar sedikit, “bahwa kamu, dan aku, dan Severus adalah satu-satunya yang mengetahui hal ini.”

“Yang dia lakukan sebagai suatu konsesi untuk mencegahku dari begitu saja berkeliling dan menanyakan pertanyaan, seperti yang kukatakan akan kulakukan kalau dia tidak berbicara,” kata Harry. Bocah itu tertawa kecil sesaat. “Aku harusnya menemui masing-masing dari kalian sendirian dan mengatakan bahwa dia memberitahuku semuanya, untuk melihat kalau-kalau kalian tanpa sengaja meloloskan sesuatu. Mungkin tidak akan berhasil, tapi cukup layak untuk dicoba.” Bocah itu tersenyum lagi. “Ancaman masih berlaku dan aku memang menunggu untuk menerima seluruh informasi suatu saat.”

Severus Snape memberinya pandangan penuh penghinaan. Minerva mengangkat dagu dan menerimanya. Dia tahu kalau itu memang layak.

Dumbledore bersandar di tahta berbantalnya. Matanya sedingin seperti yang Minerva lihat dari dia sejak hari di mana saudaranya meninggal. “Dan kamu mengancam untuk membuang kami pada Voldemort jika kami tidak menuruti semua keinginanmu.”

Suara Harry setajam silet. “Aku menyesal memberitahumu bahwa kamu bukanlah pusat alam semesta. Aku tidak mengancam untuk meninggalkan Inggris sihir. Aku mengancam untuk meninggalkanmu. Aku bukan seorang Frodo kecil yang penurut. Ini adalah petualanganku dan kalau kamu ingin ikut kamu akan bermain sesuai peraturanku.”

Wajah Dumbledore masih dingin. “Aku mulai meragukan kelayakanmu sebagai seorang pahlawan, Tn. Potter.”

Pandangan balasan Harry sama dinginnya. “Aku mulai meragukan kelayakanmu sebagai Gandalfku, Tn. Dumbledore. Boromir paling tidak adalah kesalahan yang dapat diterima. Apa yang dilakukan Nazgul ini dalam Rombonganku?”

Minerva benar-benar tidak paham. Dia melihat ke arah Severus, untuk melihat apakah dia juga memahami ini, dan dia melihat bahwa Severus memalingkan wajahnya dari wilayah pandang Harry dan tersenyum.

“Aku kira,” kata Dumbledore perlahan, “bahwa dari sudut pandangmu itu adalah pertanyaan yang masuk akal. Jadi, Tn. Potter, jika Profesor Snape membiarkanmu sendiri mulai sekarang, apakah hal itu akan jadi kali terakhir masalah ini timbul, atau aku akan menemukanmu di sini tiap minggu dengan permintaan baru?”

“Meninggalkanku sendiri?” suara Harry murka. “Aku bukanlah satu-satunya korban dan jelas bukan yang paling rentan! Apakah kau lupa betapa tak berdayanya anak kecil itu? Betapa mereka terluka? Mulai sekarang Severus akan memperlakukan tiap murid di Hogwarts dengan kesopanan yang layak dan profesional, atau kamu akan mencari Master Ramuan lain, atau kamu akan menemukan pahlawan lain!”

Dumbledore mulai tertawa. Terbahak-bahak, hangat, tawa penuh canda, seolah Harry baru saja mempertontonkan tarian kocak di depannya.

Minerva tidak berani bergerak. Matanya tersentak dan dia melihat kalau Severus juga sama tanpa gerakan juga.

Raut wajah Harry berubah makin dingin. “Kau keliru tentangku, Kepala Sekolah, kalau kau pikir bahwa ini adalah gurauan. Ini bukanlah suatu permintaan. Ini adalah hukumanmu.”

“Tn. PotterтАУ” kata Minerva. Dia bahkan tidak tahu apa yang akan dia katakan. Dia hanya tidak bisa membiarkan hal itu begitu saja.

Harry membuat gerakan isyarat mendiamkan padanya dan melanjutkan berbicara pada Dumbledore. “Dan jika tadi itu terdengar tak sopan bagimu,” kata Harry, suaranya sekarang sedikit kurang keras, “itu terdengar sama tak sopannya ketika kau mengatakannya padaku. Kau tidak akan mengatakan hal semacam itu pada siapapun yang kau anggap manusia nyata bukannya anak rendahan, dan aku akan memperlakukanmu dengan kesopanan yang persis sama seperti yang kamu lakukan padakuтАУ”

“Oh, memang, sangat memang, ini adalah hukumanku jika memang ada yang semacam itu! Tentu saja kau di sini memerasku untuk menyelamatkan teman sesama murid, bukannya menyelamatkan dirimu sendiri! Aku tak bisa bayangkan kenapa aku bisa memikirkan yang sebaliknya!” Dumbledore sekarang tertawa bahkan lebih lantang. Dia memukulkan kepalannya ke meja tiga kali.

pandangan Harry menjadi makin tak yakin. Wajahnya berbalik menghadap Minerva, berbicara padanya untuk pertama kali. “Maafkan aku,” kata Harry. Suaranya terdengar seolah bergetar. “Apakah dia perlu menerima pengobatannya atau apa?”

“Ah тАж .” Minerva tak tahu apa yang bisa dia katakan.

“Yah,” kata Dumbledore. Dia mengusap air mata yang sudah membentuk di matanya. “Ampuni saya. Aku minta maaf atas interupsi ini. Tolong silakan lanjutkan dengan pemerasannya.”

Harry membuka mulutnya, kemudian menutupnya lagi. Dia sekarang terlihat sedikit goyah. “Ah тАж dia juga harus berhenti membaca pikiran para murid.”

“Minerva,” kata Severus, suaranya mematikan, “kauтАУ”

“Topi Seleksi yang memperingatkanku,” kata Harry.

“Apa?”

“Tak bisa mengatakan yang lain. Bagaimanapun juga aku pikir itu semuanya. Aku selesai.”

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату