“Expelliarmus!”

Tongkat sihir Harry melayang melintasi ruangan.

“Gom jabbar!”

Suatu denyut kehitaman bagai tinta menempel di tangan kiri Harry.

“Itu adalah mantra penyiksa,” kata Draco. “Itu digunakan untuk mengambil informasi dari seseorang. Aku hanya akan meninggalkannya padamu dan mengunci pintu di belakangku ketika aku pergi. Mungkin aku akan mengatur mantra pengunci untuk menghilang setelah beberapa jam. Mungkin itu tak akan menghilang sampai kamu mati di sini. Selamat bersenang-senang.”

Draco bergerak dengan halus ke belakang, tongkat sihirnya masih pada Harry. Tangan Draco bergerak ke bawah, mengambil tas bukunya, tanpa menggoyahkan bidikannya.

Kesakitan sudah mulai muncul di wajah Harry Potter saat dia berbicara. “Malfoy ada di atas hukum magis di bawah umur, aku asumsikan? Itu bukan karena darahmu lebih kuat. Itu karena kau sudah berlatih. Pada awalnya kau sama lemahnya dengan masing-masing dari kami. Apakah prediksiku salah?”

Tangan Draco memutih di tongkat sihirnya, tapi bidikannya tetap stabil.

“Hanya supaya kamu tahu,” kata Harry melalui gigi menggertak, “jika kau mengatakan padaku kalau aku salah aku akan mendengarkan. Aku tak akan pernah menyiksamu ketika kamu menunjukkan padaku kalau aku salah. Dan kamu akan. Suatu hari. Kamu sudah terbangkitkan sebagai seorang ilmuwan sekarang, dan bahkan jika kamu tak pernah belajar untuk memakai kekuatanmu, kamu akan selalu,” Harry tercekat, “mencari, cara-cara, untuk menguji, kepercayaanmuтАУ”

Langkah mundur Draco menjadi kurang halus, sekarang, sedikit lebih cepat, dan dia harus berusaha untuk menjaga tangannya pada Harry saat dia menggapai ke belakang untuk membuka pintunya dan melangkah keluar dari ruang kelas.

Kemudian Draco menutup pintunya lagi.

Dia melemparkan Mantra pengunci paling kuat yang dia ketahui.

Draco menunggu sampai dia mendengar jeritan Harry yang pertama sebelum dia melemparkan Quietus.

Dan kemudian dia melangkah pergi.

*

“Aaahhhhh! Finite Incantatem! Aaaahhh!”

Tangan kiri Harry sudah dimasukkan ke dalam panci berisi minyak goreng yang mendidih dan dibiarkan tetap di dalam. Dia mengerahkan semua yang dia punya ke dalam Finite Incantatem dan itu masih tak bekerja.

Beberapa kutukan memerlukan penangkal khusus atau kau tak bisa membatalkannya, atau mungkin Draco memang benar lebih kuat.

“Aaaaahhhh!”

Tangan Harry sudah mulai sakit, sekarang, dan itu mulai mempengaruhi usahanya untuk berpikir kreatif.

Tapi beberapa jeritan sesudahnya, Harry sadar apa yang harus dia lakukan.

Kantongnya, sayangnya, ada di sisi tubuhnya yang salah, dan memerlukan beberapa putaran untuk meraihnya, apalagi dengan tangannya yang lain bergerak liar reflek, dalam usaha tak terhentikan untuk menyingkirkan sumber kesakitan. Di waktu dia berhasil tangannya yang lain berhasil melempar tongkat sihirnya lagi.

“Kotak ahhhhh medis! Kotak medis!”

Di lantai, cahaya hijau terlalu remang untuk melihat.

Harry tak bisa berdiri. Dia tak bisa merangkak. Dia berguling melintasi lantai ke tempat di mana dia pikir tongkat sihirnya berada, dan itu tak ada di sana, dan dengan satu tangan dia berhasil mengangkat dirinya cukup tinggi untuk melihat tongkat sihirnya, dan dia berguling ke sana, dan dia memperoleh tongkat sihirnya, dan berguling kembali ke tempat di mana kotak medisnya terbuka. Ada juga beberapa kali teriakan, dan juga sedikit muntah-muntah.

Membutuhkan delapan kali pencobaan sebelum Harry bisa melemparkan Lumos.

Dan kemudian, yah, bungkusnya tidak dirancang untuk bisa dibuka memakai satu tangan, karena semua penyihir itu idiot, itulah kenapa. Harry harus memakai giginya dan memerlukan beberapa saat sebelum Harry akhirnya berhasil membungkuskan Kain Mati Rasa di tangan kirinya.

Ketika seluruh perasaan di tangan kiri akhirnya hilang, Harry membiarkan pikirannya runtuh, dan terbaring tak bergerak di lantai, dan menangis untuk sesaat.

Yah, kata pikiran Harry pada dirinya sendiri, ketika dia sudah cukup pulih untuk berpikir dalam perkataan lagi. Apakah tadi itu sepadan?

Perlahan, tangan Harry yang berfungsi menggapai ke satu meja.

Harry mengangkat dirinya berdiri.

Mengambil napas panjang.

Menghembuskannya.

Tersenyum.

Itu suatu senyuman yang tak banyak, tapi itu tetap suatu senyuman.

Terima kasih, Profesor Quirrell, aku tak akan bisa kalah tanpamu.

Dia masih belum menebus Draco, bahkan tak sedikit pun. Berlawanan dengan apa yang Draco sendiri sekarang percayai, Draco masih seorang anak dari seorang Pelahap Maut, total sepenuhnya. Masih seorang bocah

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату