“Mati,” kata Seamus dalam sebuah bisikan, “keabu-abuan dan berlendir тАж mati dan ditinggalkan di dalam air untuk beberapa saat тАж .”

Harry mengangguk. “Itulah yang banyak orang lihat,” kata Harry. Dia memproyeksikan percaya diri, bahkan biarpun itu palsu, karena Seamus memerlukannya. “Pergilah makan cokelat, kau akan merasa lebih baik.”

Seamus mengangguk dan tersandung menuju meja permen penyembuh.

“Expecto Patronum!” jerit suara seorang bocah muda.

Kemudian ada suara-suara terkesiap terkejut, bahkan dari para Auror.

Harry berputar untuk melihatтАУ

Ada seekor burung perak cemerlang berdiri di antara Anthony Goldstein dan kurungan itu. Si burung mengangkat kepalanya dan mengeluarkan sebuah seruan, dan seruan itu juga perak, secerah dan sekeras dan seindah seperti metal.

Dan sesuatu di belakang pikiran Harry berkata, jika itu adalah seekor alap-alap kawah, aku akan mencekiknya sewaktu dia tidur.

Tutup mulut, kata Harry pada pikiran itu, apa kau menginginkan kita untuk menjadi seorang Penyihir Kegelapan?

Apa gunanya? Kau suatu saat akan menjadi itu juga pada akhirnya.

Itu тАж bukanlah sesuatu yang Harry biasanya pikirkan тАж .

Itu adalah suatu efek plasebo, kata Harry pada dirinya lagi. Si Dementor tak benar-benar sampai kepadaku menembus tiga Patronus korporeal, aku hanya membayangkan apa yang aku pikirkan. Ketika aku benar-benar menghadapi si Dementor, itu akan terasa benar-benar berbeda, dan kemudian aku akan tahu kalau aku hanya bersikap bodoh sebelumnya.

Sedikit udara dingin mengaliri tulang punggung Harry saat itu, karena dia memang memiliki suatu perasaan bahwa ya, itu memang akan benar-benar berbeda, dan bukan dalam suatu arah yang positif.

Si phoenix perak berkobar mencul kembali dari tongkat sihir si Kepala Sekolah, si burung yang lebih kecil menghilang; dan Anthony Goldstein mulai berjalan kembali.

Si Kepala Sekolah datang dengan Anthony bukannya memanggil nama berikutnya, si Patronus menunggu di belakang untuk menjaga si Dementor.

Harry melihat sekilas ke tempat di mana Hermione berdiri, hanya di belakang si panther yang berpendar. Giliran Hermione akan tiba setelah ini, tapi sepertinya baru saja ditunda.

Dia terlihat tertekan.

Sebelumnya, dia dengan sopan meminta Harry untuk tolong berhenti mencoba membuatnya tak tertekan.

Dumbledore tersenyum sedikit saat dia mengawal Anthony kembali menuju yang lain; tersenyum hanya sedikit, karena sang Kepala Sekolah terlihat sangat, sangat lelah.

“Tak bisa dipercaya,” kata Dumbledore dalam suatu suara yang terdengar jauh lebih lemah daripada ledakan biasa miliknya. “Sebuah Patronus korporeal, dalam tahun pertamanya. Dan sejumlah kesuksesan yang mencengangkan di antara para murid muda lainnya. Quirinus, aku harus mengakui bahwa kamu sudah membuktikan pendapatmu.”

Profesor Quirrell memiringkan kepalanya. “Suatu tebakan yang cukup sederhana, aku pikir. Dementor menyerang melalui ketakutan, dan anak-anak cenderung untuk kurang takut.”

“Kurang takut?” kata Auror Goryanof dari tempatnya duduk.

“Demikian juga yang kukatakan,” kata Dumbledore. “Dan Profesor Quirrell menyatakan bahwa para dewasa memiliki lebih banyak keberanian, bukan lebih sedikit untuk ditakuti; yang mana pikiran itu, aku harus akui, tak pernah terpikir olehku sebelumnya.”

“Itu bukanlah perkataan yang kukatakan,” kata Profesor Quirrell dengan kering, “tapi itu bisa menyampaikan maksudku. Dan sisa dari kesepakatan kita, Kepala Sekolah?”

“Seperti yang kamu katakan,” kata Dumbledore dengan enggan. “Aku mengakui aku tidak mengharapkan untuk kalah dalam taruhan itu, Quirinus, tapi kamu sudah membuktikan kebijaksanaanmu.”

Seluruh murid melihat ke arah mereka, kebingungan; kecuali Hermione, yang sedang memandang ke arah kurungan dan pada jubah panjang yang membusuk itu; dan Harry, yang sedang melihat semua orang, karena dia membayangkan dirinya sendiri merasa paranoid.

Profesor Quirrell berkata, dalam nada yang tak mengundang komentar lebih jauh, “Aku diizinkan untuk mengajarkan Kutukan Pembunuh pada para murid yang ingin mempelajarinya. Yang akan membuat mereka jauh lebih aman dari para Penyihir Kegelapan dan hama lainnya, dan adalah bodoh untuk berpikir kalau mereka akan sebaliknya mengetahui tak satu pun sihir-sihir mematikan.” Profesor Quirrell berhenti, matanya menyempit. “Kepala Sekolah, aku dengan hormat mengamati bahwa anda tak terlihat baik. Aku sarankan meninggalkan sisa dari tugas hari ini kepada Profesor Flitwick.”

Dumbledore menggelengkan kepalanya. “Kita nyaris selesai untuk hari ini, Quirinus. Aku akan bertahan.”

Hermione mendekati Anthony. “Kapten Goldstein,” katanya, dan suaranya bergetar hanya sedikit, “bisakah kamu berikan nasihat apa pun padaku?”

“Jangan takut,” kata Anthony dengan tegas. “Jangan memikirkan tentang apa pun yang dia coba buat dirimu pikirkan. Kau bukan hanya memegang tongkat sihirmu di depanmu seperti suatu perisai melawan ketakutan itu, kau mengacungkan tongkat sihirmu untuk mengusir ketakutan itu pergi, itulah caranya bagaimana kamu membuat pikiran bahagia ke dalam sesuatu yang solid тАж .” Anthony mengangkat bahu tanpa daya. “Maksudku, aku mendengar semua itu sebelumnya, tapi тАж .”

Para murid lain mulai berkumpul di sekeliling Anthony, dengan pertanyaan mereka sendiri.

“Nona Granger?” kata si Kepala Sekolah. Suaranya mungkin terasa lembut, atau hanya melemah.

Hermione menegakkan bahunya, dan mengikutinya.

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату