satu wajah seperti spons yang tergencet.

Itu adalah hal terburuk yang pernah siapapun deskripsikan pernah lihat. Neville sudah mampu menghasilkan kerlap cahaya kecil dari tongkat sihirnya sebelumnya, tapi dia kemudian, dengan cerdas dan dengan keberadaan nyata akal, berbalik dan lari bukannya mencoba melemparkan Mantra Patronusnya sendiri.

(Sang Kepala Sekolah tak mengatakan apa pun pada para murid lain, tak mengatakan satu pun yang lain untuk jadi kurang berani; tapi Profesor Quirrell dengan tenang mengamati bahwa jika kamu membuat kesalahan setelah diperingati, itulah ketika ketidaktahuan menjadi kebodohan.)

“Profesor Quirrell?” kata Harry dalam suara rendah, datang sedekat mungkin kepada Profesor Pertahanan sejauh yang dia berani. “Apa yang kau lihat ketika kauтАУ”

“Jangan tanya.” Suara itu sangat datar.

Harry mengangguk dengan hormat. “Apa perkataanmu yang sebenarnya pada sang Kepala Sekolah, jika aku boleh tanya?”

Dengan kering. “Ingatan terburuk kita hanya bisa bertambah lebih buruk saat kita bertambah dewasa.”

“Ah,” kata Harry. “Logis.”

Sesuatu yang aneh berkedip dalam mata Profesor Quirrell, kemudian, saat dia melihat ke arah Harry. “Mari kita berharap,” kata Profesor Quirrell, “bahwa kamu berhasil pada percobaan ini, Tn. Potter. Karena jika kamu berhasil, sang Kepala Sekolah mungkin akan mengajarimu triknya dalam menggunakan sebuah Patronus untuk mengirimkan pesan-pesan yang tak bisa dipalsukan atau dihadang, dan pentingnya dalam kemiliteran atas hal itu mustahil untuk terlalu ditekankan. Itu akan menjadi suatu keuntungan yang teramat besar atas Chaos Legion, dan suatu hari, aku curiga, seluruh negara ini. Tapi jika kamu memang tak berhasil, Tn. Potter тАж yah, aku akan memahaminya.”

*

Morag MacDougal berkata, dalam suara bergetar, “Ouch”, dan Dumbledore melemparkan ulang Patronusnya secepatnya.

Parvati Patil membuat sebuah Patronus korporeal dalam bentuk seekor harimau, lebih besar daripada phoenix Dumbledore, walau tak sedikit pun sama cerah. Ada semburan besar tepuk tangan dari seluruh penonton, walau tak sama terkejutnya seperti ketika Anthony melakukannya.

Dan kemudian itu adalah giliran Harry.

Sang Kepala Sekolah memanggil nama Harry Potter, dan Harry merasa takut.

Harry tahu, dia tahu bahwa dia akan gagal, dan dia tahu kalau itu akan menyakitkan.

Tapi dia tetap harus mencoba; karena sesekali, di hadapan satu Dementor, seorang penyihir melompat dari tak sekedip cahaya sampai kepada Patronus korporeal penuh, dan tak seorang pun memahami kenapa.

Dan karena jika Harry tak bisa mempertahankan dirinya sendiri dari Dementor, dia harus mampu mengenali pendekatan mereka, mengenali perasaan atas mereka dalam pikirannya, dan berlari sebelum terlambat.

Apa ingatan terburukku тАж ?

Harry mengharapkan sang Kepala Sekolah untuk memberikannya suatu pandangan khawatir, atau pandangan penuh harap, atau nasihat yang teramat bijak mendalam; tapi sebaliknya Albus Dumbledore hanya melihatnya dalam ketenangan sunyi.

Dia pikir aku akan gagal, tapi dia tak akan menyabotaseku dengan memberitahuku demikian, pikir Harry, jika dia memiliki kata-kata pemberi semangat untuk dikatakan, dia akan mengatakannya тАж .

Kurungannya semakin dekat. Itu sudah ternoda, tapi tak berkarat sampai akhirnya memudar, masih belum.

Selubungnya mendekat. Itu mulai terbuka dan tertembus dengan lubang-lubang tak tertambal; itu baru pagi ini, kata Auror Goryanof.

“Kepala Sekolah?” kata Harry. “Apa yang kau lihat?”

Suara sang Kepala Sekolah juga tenang. “Dementor adalah mahluk dari ketakutan, dan saat ketakutanmu atas Dementor berkurang, demikian juga kengerian dari bentuknya. Aku melihat seorang pria tinggi, kurus, telanjang. Dia tak membusuk. dia hanya sedikit menyakitkan untuk dilihat. Hanya itu. Apa yang kamu lihat, Harry?”

тАж Harry tak bisa melihat di bawah selubung itu.

Atau itu tidak benar, itu adalah pikirannya yang menolak untuk melihat apa yang ada di bawah selubung itu тАж .

Tidak, pikirannya mencoba untuk melihat hal yang salah di bawah selubung itu, Harry bisa merasakannya, matanya mencoba memaksakan sesuatu yang salah. Tapi Harry sudah mengusahakan yang terbaik untuk melatih dirinya sendiri untuk memperhatikan perasaan kebingungan kecil itu, untuk secara otomatis tersentak menjauh dari mencoba mengarang sesuatu; dan tiap kali pikirannya mencoba menciptakan sebuah kebohongan tentang apa yang ada di bawah selubung, refleks itu cukup cepat untuk membungkamnya.

Harry melihat ke bawah selubung itu dan melihat тАж .

Sebuah pertanyaan terbuka. Harry tak membiarkan pikirannya melihat sesuatu yang salah, dan dengan demikian dia tak melihat apa pun, seperti bagian dari korteks visualnya yang mendapatkan sinyal itu hanya berhenti ada. Ada suatu titik buta di bawah selubung itu. Harry tak mengetahui apa yang ada di sana.

Hanya bahwa itu jauh lebih buruk dari mumi membusuk mana pun.

Kengerian tak terlihat di bawah selubung itu sangat dekat, sekarang, tapi si burung sinar bulan membara, si phoenix putih, masih ada di antara mereka.

Harry ingin melarikan diri seperti yang dilakukan beberapa dari para murid. Setengah dari mereka yang tak beruntung dengan Mantra Patronus mereka hanya tak muncul hari ini pada awalnya. Dari mereka yang tersisa, setengah sudah berlari sebelum sang Kepala Sekolah bahkan menghilangkan Patronusnya sendiri, dan tak seorang pun mengatakan satu kata. Ada suatu tawa kecil ketika Terry berbalik dan berjalan kembali sebelum gilirannya sendiri; dan Susan dan Hannah, yang pergi lebih dulu, berteriak pada semua orang untuk tutup mulut.

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату