Berpendar lebih terang dan lebih terang saat Harry menuangkan seluruh kekuatannya ke dalam mantranya, membara dengan cahaya berpijar yang lebih terang daripada matahari terbenam yang memudar, para Auror dan Profesor Quirrell melindungi mata mereka dalam keterkejutanтАУ

Dan suatu hari ketika para keturunan dari umat manusia sudah menyebar dari bintang ke bintang, mereka tak akan menceritakan pada anak-anak tentang sejarah dari Bumi Kuno sampai mereka cukup tua untuk menerimanya; dan ketika mereka mengetahui mereka akan menangis karena mendengar bahwa hal semacam Kematian pernah ada!

Sosok manusia itu bersinar lebih cemerlang sekarang daripada Matahari sore, sebegitu cerah hingga Harry bisa merasakan kehangatannya di kulitnya; dan Harry mengirimkan seluruh tantangannya kepada bayang-bayang kematian itu, membuka seluruh pintu air yang ada di dalamnya untuk membuat bentuk terang itu membara lebih terang dan terus lebih terang.

Kau bukan tak terkalahkan, dan suatu hari umat manusia akan mengakhirimu.

Aku akan mengakhirimu jika aku bisa, oleh kekuatan pikiran dan sihir dan sains.

Aku tak akan merinding ketakutan pada Kematian, tidak selagi aku memiliki kesempatan menang.

Aku tak akan membiarkan Kematian menyentuhku, aku tak akan membiarkan Kematian menyentuh mereka yang kucintai.

Dan bahkan jika kamu memang mengakhiriku sebelum aku mengakhirimu,

Yang lain akan mengambil tempatku, dan lainnya,

Sampai luka-luka di dunia pada akhirnya tersembuhkan тАж .

Harry menurunkan tongkat sihirnya, dan sosok manusia terang itu memudar menghilang.

Perlahan, dia menghembuskan napas.

Bagaikan terbangun dari sebuah mimpi, bagaikan membuka matanya setelah tertidur, pandangan Harry bergerak dari kurungan, dia melihat sekeliling dan melihat bahwa semua orang sedang menatapnya.

Albus Dumbledore sedang menatapnya.

Profesor Quirrell sedang menatapnya.

Para trio Auror sedang menatapnya.

Mereka semua melihatnya seolah-olah dia baru saja menghancurkan Dementor.

Selubung compang-camping itu tergeletak kosong di dalam kurungan.

*Chapter 46*: Humanisme, Bg 4

Ujung terakhir dari Matahari tenggelam ke bawah cakrawala, cahaya merah itu memudar dari puncak-puncak pohon, hanya langit biru yang menyinari keenam orang yang berdiri di atas rumput yang dikeringkan musim dingin dan berbercak salju, di dekat kurungan kosong yang di dalamnya tergeletak sebuah selubung kosong, compang- camping.

Harry merasa тАж yah, normal lagi. Sedikit banyak waras. Mantranya tidak memutar balik hari ini serta kerusakannya, tidak membuat luka-luka itu seolah tak pernah terjadi, tapi sakitnya sudah тАж diperban, diperbaiki? Itu sukar dijelaskan.

Dumbledore juga terlihat lebih sehat, walau tidak benar-benar pulih. Kepala sang penyihir tua berbalik untuk sesaat, mengunci pandang dengan Profesor Quirrell, kemudian melihat balik pada Harry. “Harry,” kata Dumbledore, “apakah kamu akan rubuh dalam kelelahan dan mungkin mati?”

“Tidak , anehnya, ” kata Harry. “Itu tadi mengambil sesuatu keluar dariku, tapi jauh lebih sedikit dari yang kukira akan terjadi.” Atau mungkin itu memberikan sesuatu kembali, di samping mengambil sesuatu тАж . “Jujur, aku mengharapkan tubuhku menghantam tanah dengan suara thud sekitar sekarang.”

Ada suatu jenis suara tubuh-menghantam-tanah-dengan-thud yang kentara.

“Terima kasih karena mengurus yang itu, Quirinus,” kata Dumbledore pada Profesor Quirrell, yang sekarang berdiri di atas dan di belakang sosok-sosok tak sadarkan diri dari ketiga Auror. “Aku mengaku kalau aku masih merasa sedikit pucat. Walau aku akan mengurus Mantra Memorinya sendiri.”

Profesor Quirrell memiringkan kepalanya, dan kemudian melihat ke arah Harry. “Aku akan mengabaikan banyak ketidakpercayaan tak berguna,” kata Profesor Quirrell, “komentar sampai ke efek bahwa Merlin sendiri gagal melakukan itu, dan lain-lain. Mari kita langsung pada menanyakan pertanyaan pentingnya. Demi ular manis merayap apa tadi itu?”

“Mantra Patronus,” kata Harry. “Versi 2.0.”

“Aku gembira melihat bahwa kamu adalah dirimu yang biasa lagi,” kata Dumbledore. “Tapi kamu tidak akan pergi ke mana pun, Ravenclaw muda, sampai kamu memberitahuku apa tepatnya pikiran hangat dan bahagia tadi.”

“Hm тАж .” kata Harry. Dia mengetuk suatu jemari merenung pada pipinya. “Aku penasaran apakah harus kukatakan?”

Profesor Quirrell seketika tersenyum.

“Tolong?” kata sang Kepala Sekolah. “Benar-benar tolong tambah gula di atasnya?”

Harry merasakan suatu dorongan dan memutuskan untuk melakukannya. Itu berbahaya, tapi mungkin tak pernah ada kesempatan lebih baik sampai akhir waktu.

“Tiga soda,” kata Harry pada kantongnya, kemudian melihat ke atas pada Profesor Pertahanan dan sang Kepala Sekolah Hogwarts. “Tuan-tuan,” kata Harry, “aku membeli soda-soda ini pada kunjungan pertamaku ke Peron Sembilan dan Tiga Perempat, pada hari aku masuk ke Hogwarts. Aku sudah menyimpan mereka untuk kesempatan-kesempatan spesial; ada pemantraan minor pada mereka untuk meyakinkan bahwa mereka diminum pada saat yang tepat. Ini adalah persediaan terakhirku, tapi aku tak berpikir kalau akan pernah datang suatu kesempatan yang lebih baik. Mari?”

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату