GAGAL GAGAL GAGAL

AIIIIIIIIIIEEEEEEEEEEEEEE

POIN SEKARANG: MINUS TAK TERHINGGA

KAU SUDAH KALAH DALAM PERMAINAN

INSTRUKSI TERAKHIR:

pergi ke kantor Profesor McGonagall

Kalimat terakhir adalah dalam tulisan tangannya sendiri.

Harry memandang kalimat terakhir itu untuk sebentar, kemudian mengangkat bahu. Baiklah. Kantor Profesor McGonagall kalau begitu. Kalau dia adalah sang Pengendali Permainan тАж .

Oke, jujur, Harry benar-benar tak punya gagasan bagaimana perasaannya kalau Profesor McGonagall adalah Pengendali Permainan. Pikirannya hanya menggambarkan kekosongan. Itu adalah, secara harfiah, tak terbayangkan.

Beberapa lukisan kemudianтАУitu bukanlah perjalanan yang panjang, kantor Profesor McGonagall tak jauh dari kelas Transfigurasinya, paling tidak bukan ketika hari Senin pada tahun ganjilтАУHarry berdiri di luar pintu kantornya.

Dia mengetuk.

“Masuk,” kata Profesor McGonagall dalam suara yang terredam.

Dia masuk.

Chapter 14: Tak Diketahui dan Tak Bisa Diketahui

Melenkurion abatha! Duroc minas mill J. K. Rowling!

*

Ada yang namanya pertanyaan misterius, tapi jawaban misterius adalah pertentangan dalam istilah.

*

“Masuk,” kata Profesor McGonagall dalam suara yang terredam.

Harry melakukannya.

Kantor dari Wakil Kepala Sekolah itu bersih dan tertata rapi; di dinding tepat di sebelah meja ada satu bilik kayu membingungkan dalam semua bentuk dan ukuran, kebanyakan dengan beberapa gulung perkamen yang dijejalkan ke dalamnya, dan terlihat entah bagaimana sangat jelas kalau Profesor McGonagall tahu persis apa arti tiap bilik, walaupun tidak ada orang lain yang tahu. Satu perkamen terbuka di meja yang nyatanya, memang, selain perkamen itu, bersih. Di belakang meja ada pintu yang tertutup dan dihalangi dengan beberapa kunci.

Profesor McGonagall sedang duduk di atas kursi tak bersandaran di belakang meja, terlihat bingungтАУmatanya melebar; mungkin dengan sedikit rona gelisah, saat dia melihat Harry.

“Tn. Potter?” kata Profesor McGonagall. “Ada apa ini?”

Pikiran Harry berubah kosong. Dia sudah diinstruksikan oleh permainan tadi untuk datang kemari, dia justru mengharapkan si Profesor yang punya sesuatu untuk dibicarakan тАж .

“Tn. Potter?” kata Profesor McGonagall, terlihat mulai terlihat sedikit jengkel.

Untungnya, otak Harry yang panik di titik ini ingat bahwa dia memang punya sesuatu yang dia sudah rencanakan untuk didiskusikan dengan Profesor McGonagall. Sesuatu yang penting dan jelas cukup layak untuk membuatnya menyempatkan waktu.

“Um тАж .” kata Harry. “Kalau ada mantra apa pun yang bisa kamu gunakan supaya tak ada orang lain yang bisa mendengarkan kita тАж .”

Profesor McGongall berdiri dari kursinya, menutup rapat pintu luar, dan mulai mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengucapkan mantra-mantra.

Di saat inilah Harry menyadari dia sedang berhadapan dengan kesempatan tak ternilai dan kemungkinan tak tergantikan untuk menawari Profesor McGonagall satu Comed-Tea dan dia tak percaya bahwa dia benar-benar berpikiran seperti itu dan itu tak masalah sodanya akan menghilang setelah beberapa detik dan dia berkata pada bagian itu dari dirinya untuk tutup mulut.

Dia diam, dan Harry mulai menata secara mental apa yang ingin dia katakan. Dia tak merencanakan untuk melakukan diskusi secepat ini, namun selama dia ada di sini тАж

Profesor McGongall selesai mengucapkan mantra yang terdengar lebih tua dari Latin, dan kemudian dia duduk lagi.

“Baiklah,” katanya dalam suara tenang. “Tak ada yang akan mendengarkan.” Wajahnya terlihat sedikit tegang.

Oh, benar, dia mengharapkan aku untuk memerasnya atas informasi tentang ramalan.

Eh, Harry akan sampai ke masalah itu lain kali.

“Ini tentang Insiden dengan Topi Seleksi,” kata Harry. (Profesor McGongall berkedip.) “Um тАж aku pikir ada mantra tambahan pada Topi Seleksi, sesuatu yang si Topi Seleksi sendiri tak tahu tentangnya, sesuatu yang dipicu ketika Topi Seleksi mengatakan Slytherin. Aku mendengar satu pesan yang aku yakin seorang Ravenclaw tak seharusnya mendengarkan. Itu terdengar di saat Topi Seleksi lepas dari kepalaku dan aku merasakan koneksinya terputus. Itu terdengar seperti desisan dan Bahasa Inggris di saat yang sama,” ada tarikan napas tajam dari Profesor McGonagall, “dan itu berkata: Salam dari Slytherin untuk Slytherin: kalau kamu ingin mencari semua rahasiaku, bicara dengan ularku.”

Profesor McGonagall duduk di sana dengan mulut yang terbuka, memandang Harry seolah dia memiliki dua kepala tambahan.

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату