“Apakah kamu pikir aku harus?” kata Harry dalam suara kecil. “Membawa batu ayahku ke mana pun?”
Profesor McGonagall menghela napas. “Itu hanyalah antara kamu dan Kepala Sekolah, aku takut.” Dia bimbang. “Aku akan mengatakan bahwa mengabaikan Kepala Sekolah sepenuhnya hampir selalu tidak bijak. Aku benar-benar menyesal mendengar dilemamu, Tn. Potter, dan jika ada jalan apa pun aku bisa membantumu dengan apa pun yang kamu putuskan untuk lakukanтАУ”
“Um,” kata Harry. “Sebenarnya aku berpikir bahwa begitu aku tahu bagaimana caranya, aku bisa melakukan Transfigurasi atas batu itu menjadi cincin dan memakainya di jariku. Kalau kamu bisa mengajariku bagaimana menjaga suatu TransfigurasiтАУ”
“Adalah baik bahwa kamu menanyakan padaku terlebih dulu,” kata Profesor McGonagall, wajahnya menjadi tegang. “Jika kamu kehilangan kendali atas Transfigurasinya pembalikannya akan memotong jarimu dan mungkin akan mencabik lenganmu jadi dua. Dan di usiamu, bahkan suatu cincin akan terlalu besar untuk jadi target bagimu untuk dipertahankan selamanya tanpa itu benar-benar menguras sihirmu. Namun aku bisa menempakan satu cincin untukmu dengan suatu tempat untuk permata, permata kecil, yang bersentuhan dengan kulitmu, dan kamu bisa melatih menjaga subjek yang aman, seperti satu marshmallow. Ketika kamu sudah menjaganya dengan baik, bahkan d dalam tidurmu, selama sebulan penuh, aku akan mengizinkanmu untuk melakukan Transfigurasi atas, ah, batu ayahmu тАж .” suara Profesor McGonagall memanjang. “Apakah Kepala Sekolah benar-benarтАУ”
“Ya. Ah тАж um тАж .”
Profesor McGonagall membuang napas. “Itu terasa sedikit aneh bahkan untuk dia.” Dia berhenti dan mengambil tumpukan perkamen. “Aku menyesal soal ini, Tn. Potter. Aku minta maaf sekali lagi karena meragukanmu. Namun sekarang adalah giliranku uantuk bertemu dengan Kepala Sekolah.”
“Ah тАж semoga beruntung, kukira. Er тАж .”
“Terima kasih, Tn. Potter.”
“Um тАж .”
Profesor McGonagall berjalan ke arah gargoyle, tanpa terdengar mengucapkan kata sandinya, dan melangkah masuk ke dalam tangga spiral berputar. Dia mulai naik menghilang dari pandangan, dan gargoylenya mulaiтАУ”
“Profesor McGonagall Kepala Sekolah membakar seekor ayam!”
“Dia apтАУ”
Tiap J. K. Rowling yang cukup maju adalah hal yang tak bisa dibedakan dari sihir.
“Itu memang terdengar seperti hal-hal yang akan kulakukan, bukan begitu?”
Itu adalah waktu sarapan di Jumat pagi. Harry mengambil gigitan besar lagi dari roti panggangnya dan kemudian mencoba mengingatkan otaknya bahwa melahap sarapannya dengan rakus tidak akan benar-benar membuatnya sampai ke ruang bawah tanah (dungeon) lebih cepat. Lagipula mereka mempunyai satu jam penuh waktu belajar di antara sarapan dan awal dari Ramuan.
Tapi dungeon! Di Hogwarts! Imajinasi Harry sudah mulai mensketsa jurang-jurang, jembatan-jembatan sempit, obor-obor, dan lumut-lumut berpendar. Apakah akan ada tikus? Apakah akan ada naga?
“Harry Potter,” kata suara tenang di belakangnya.
Harry melihat ke belakang dan menemukan dirinya melihat kepada Ernie Macmillan, berpakaian dengan cerdas dalam jubah berpotongan kuning dan terlihat sedikit cemas.
“Neville pikir kalau aku harus memperingatkanmu,” kata Ernie dalam suara rendah. “Aku pikir dia benar. Hati- hati terhadap Master Ramuan di dalam sesi kita hari ini. Hufflepuff tahun yang lebih tua mengatakan pada kami kalau Profesor Snape bisa sangat jahat pada orang-orang yang tidak dia sukai, dan dia tidak menyukai kebanyakan orang yang bukan Slytherin. Kalau kamu mencoba mengatakan sesuatu yang pintar padanya тАж itu bisa jadi sangat buruk untukmu, dari apa yang sudah aku dengar. Jaga saja kepalamu tetap di bawah dan jangan berikan padanya alasan apa pun untuk memperhatikanmu.”
Ada jeda saat Harry memproses ini, dan kemudian dia mengangkat alisnya. (Harry berharap kalau dia bisa mengangkat hanya satu alis, seperti Spock, tapi dia tak pernah bisa melakukannya.) “Terima kasih,” kata Harry. “Kau mungkin baru saja menyelamatkanku dari beragam masalah.”
Ernie mengangguk, dan kembali ke meja Hufflepuff.
Harry melanjutkan memakan roti panggangnya.
Dan di sekitar empat gigitan setelahnyalah seseorang berkata “Maafkan aku,” dan Harry berbalik untuk melihat seorang Ravenclaw yang lebih tua, terlihat sedikit cemasтАУ
Beberapa waktu kemudian, Harry sudah menyelesaikan piring irisan ketiganya. (Dia sudah belajar untuk makan berat di waktu sarapan. Dia selalu bisa memakan makanan yang lebih ringan saat makan siang jika dia pada akhirnya tidak suatu saat memakai Time-Turner.) Dan kemudian ada lagi suara lain di belakangnya yang berkata “Harry?”
“Ya,” kata Harry dengan letih, “aku akan mencoba untuk tidak menarik perhatian Profesor SnapeтАУ”
“Oh, itu sia-sia,” kata Fred.
“Sungguh sia-sia,” kata George.
“Jadi kami sudah memerintahkan peri rumah untuk memanggangkanmu satu roti,” kata Fred.
“Kami akan meletakkan satu lilin di atasnya untuk tiap poin yang kamu hilangkan dari Ravenclaw,” kata George.
“Dan mengadakan satu pesta untukmu di meja Gryffindor saat makan siang,” kata Fred.