dia mendengar “Harry Potter?” Pria tua itu mengikuti, tapi paling tidak kelihatannya tidak ada yang mendengar.

Harry merenungkan pertanyaannya. Apakah ia benar-benar Harry Potter? “Aku hanya tahu apa yang orang lain beritahu padaku,” kata Harry. “Ini tak seperti aku ingat waktu aku dilahirkan.” Tangannya menggosok dahinya. “Aku memiliki bekas luka ini selama yang kuingat, dan aku diberitahu kalau namaku Harry Potter selama ini. Tapi,” Harry berkata penuh perhatian, “kalau memang sudah ada cukup alasan untuk mendalilkan konspirasi, tak ada alasan kenapa mereka tidak hanya mencari anak yatim-piatu lain dan membesarkannya dan membuatnya percaya bahwa dia adalah Harry PotterтАУ”

Profesor McGonagall menutupi wajahnya dengan tangan dalam gusar. “Kamu terlihat persis seperti ayahmu, James, di tahun pertama ia mengikuti Hogwarts. Dan aku bisa membuktikan hanya berdasarkan kepribadian saja bahwa kamu benar-benar berhubungan darah dengan ‘Scourge of Gryffindor’.”

“Kamu bisa jadi ikut dalam konspirasi,” Harry mengamati.

“Tidak,” sang pria tua gemetar. “Dia benar. Kamu memiliki mata ibumu.”

“Hmm,” Harry mengerutkan dahi. “Aku kira kamu bisa jadi ikut jugaтАУ”

“Cukup, Tn. Potter.”

Si pria tua mengangkat tangannya seolah ingin menggapai Harry, tapi kemudian membiarkannya jatuh. “Aku hanya lega bahwa kamu selamat,” dia bergumam. “Terima kasih, Harry Potter atas apa yang kamu lakukan тАж akan kubiarkan kamu sendiri sekarang.”

Dan tongkatnya dengan perlahan berketuk menjauh, keluar dari lorong dan keluar ke jalan utama Diagon Alley.

Sang Profesor melihat sekeliling, ekspresinya tegang dan muram. Harry otomatis melihat sekeliling juga. Namun lorong terlihat kosong kecuali untuk dedaunan tua, dan dari jalan menuju Diagon Alley, hanya terlihat beberapa pejalan kaki.

Akhirnya Profesor McGonagall terlihat lebih tenang. “Itu tadi tak berakhir baik,” katanya dalam suara rendah. “Aku tahu kamu tak terbiasa dengan semua ini, Tn. Potter, tetapi orang-orang itu benar-benar peduli tentangmu. Tolong bersikaplah baik pada mereka.”

Harry memandang sepatunya. “Harusnya tak perlu,” katanya dengan rona pahit. “Peduli terhadapku, maksudku.”

“Kamu menyelamatkan mereka dari Kau-Tahu-Siapa,” kata Profesor McGonagall. “Bagaimana bisa mereka tak peduli?”

Harry mengangkat kepalanya melihat ekspresi ketat sang penyihir di bawah topi runcingnya, dan mendesah. “Aku yakin tak mungkin waktu kukatakan kesalahan fundamental atribusi kamu akan tahu apa artinya.”

“Tidak,” kata Profesor dalam aksen Skotlandianya yang tepat, “tapi tolong jelaskan, Tn. Potter, kalau boleh.”

“Baik тАж .” Kata Harry, mencoba memikirkan cara untuk menjelaskan bagian itu dari sains Muggle. “Misalkan kamu datang untuk bekerja dan melihat rekan kerjamu menendang meja. Kamu berpikir, ‘dia pasti orang yang pemarah’. Rekanmu berpikir tentang begaimana seseorang mendorongnya ke dinding dalam perjalanan ke tempat kerja dan berteriak padanya. Siapapun akan marah karena itu, pikirnya. Waktu kita melihat orang lain kita melihat sifat personalitas yang menjelaskan perbuatan mereka, namun waktu kita melihat diri sendiri kita melihat keadaan yang menjelaskan perbuatan kita. Cerita orang lain masuk akal secara internal untuk mereka sendiri, dari dalam, tapi kita tidak melihat sejarah seseorang membuntuti di belakangnya mengapung di udara. Kita hanya melihat mereka dalam satu situasi, dan kita tidak melihat apa yang akan mereka lakukan dalam situasi berbeda. Jadi kesalahan fundamental atribusi adalah bahwa kita menjelaskan dengan memakai sifat yang tahan lama, permanen walau sebenarnya lebih cocok untuk menjelaskan memakai keadaan dan konteks.” Ada beberapa eksperimen yang membuktikan hal ini, tapi Harry tak akan masuk ke sana.

Alis sang penyihir naik di bawah ujung topinya. “Saya pikir saya mengerti тАж .” Profesor McGonagall berkata perlahan. “Tapi apa hubungannya itu denganmu?”

Harry menendang dinding tembok lorong sebegitu keras hingga kakinya sakit. “Orang-orang berpikir aku menyelamatkan mereka dari Kau-Tahu-Siapa seolah aku suatu ksatria Cahaya agung.”

“Satu dengan kekuatan untuk menghancurkan Pangeran Kegelapan тАж” gumam sang penyihir, ironi aneh meninggalkan suaranya.

“Ya,” kata Harry, kejengkelan dan frustrasi bergumul dalam dia, “seolah aku menghancurkan Pangeran Kegelapan karena aku punya suatu sifat korosif-terhadap-Pangeran-Kegelapan yang tahan lama dan permanen. Aku cuma lima belas bulan waktu itu! Aku tak tahu apa yang terjadi, tapi aku asumsikan itu ada hubungannya dengan, seperti mereka bilang, keadaan lingkungan yang mempengaruhi. Dan pastinya tak ada hubungannya dengan kepribadianku. Orang-orang tak peduli dengan aku, mereka bahkan tidak memberiku perhatian, mereka ingin berjabat tangan dengan penjelasan buruk.” Harry berhenti, dan melihat McGonagall. “Apa kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi?”

“Aku sudah membuat satu gagasan тАж .” kata Profesor McGonagall. “Setelah bertemu denganmu, tepatnya.”

“Ya?”

“Kamu menang atas Pangeran Kegelapan dengan menjadi lebih buruk dari dia, dan selamat dari Kutukan Pembunuh dengan jadi lebih mengerikan dari Kematian.”

“Ha. Ha. Ha.” Harry menendang dinding lagi.

Profesor McGonagall tertawa kecil. “Ayo kita pergi ke Madam Malkin setelah ini. Aku takut pakaian Mugglemu terlalu menarik perhatian.”

Mereka berpapasan dengan dua lagi pengucap-selamat selama perjalanan.

‘Madam Malkin’s Robes’ punya tampilan yang benar-benar membosankan, bata merah biasa, dan jendela kaca memperlihatkan jubah-jubah hitam di dalam. Bukan jubah yang bersinar atau berubah atau berputar, atau memancarkan cahaya aneh yang seolah menembus bajumu dan menggelitikmu. Cuma jubah biasa, cuma itu yang bisa kamu lihat melalui jendela. Pintunya terbuka lebar, seolah mengatakan bahwa tak ada rahasia dan tak ada yang disembunyikan.

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату