mereka dipukul di kepala memakai pentungan merah daripada pentungan hijau, kamu tidak boleh melihat pada subjek dan memutuskan seberapa “marah” mereka sendiri. Kamu akan mengambil foto mereka setelah mereka dipukul dengan pentungan, dan mengirim fotonya pada satu panel penilai, yang akan menilai dalam skala 1 sampai 10 seberapa marah tiap orang terlihat, jelas tanpa mengetahui warna apa pentungan yang dipakai untuk memukul. Memang tak ada alasan bagus untuk memberitahu para penilai tentang apa sebenarnya penelitian itu, sama sekali. Kamu jelas tak akan memberi tahu subjek eksperimen kalau kamu berpikir mereka harusnya lebih marah ketika dipukul memakai pentungan merah. Kamu hanya menawari mereka 20 pound, pancing mereka ke dalam ruang uji, pukul mereka dengan pentungan, warnyanya dipilih secara acak tentu saja, dan ambil fotonya. Bahkan pemukulan-pentungan dan pengambilan-foto akan dilakukan oleh seorang asisten yang tidak diberi tahu tentang hipotesisnya, hingga dia tidak terlihat berharap, memukul lebih keras, atau mengambil foto di saat yang tepat.
Blondlot sudah menghancurkan reputasinya dengan kesalahan semacam yang akan memperoleh nilai tak lulus dan mungkin tawa cemoohan dari T.A. dalam kelas tahun pertama dalam jurusan desain eksperimental тАж di tahun 1991.
Tapi ini terjadi sedikit lebih lampau, di tahun 1904, dan karena itu membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum Robert Wood bisa memformulasi hipotesis alternatif yang jelas dan menemukan bagaimana mengujinya, dan puluhan ilmuwan lain sudah terlanjur percaya.
Lebih dari dua abad setelah sains dimulai. Sebegitu jauh dalam sejarah ilmiah, itu masih tidak kentara.
Yang membuatnya sangat mungkin kalau dalam dunia sihir kecil, di mana sains sepertinya sama sekali tak dikenal, tak ada satu pun yang pernah menguji hal paling pertama, paling sederhana, paling kentara yang tiap ilmuwan modern akan terpikir untuk memastikan.
Buku-buku itu berisi instruksi rumit untuk seluruh hal yang harus kamu lakukan persis tepat untuk melemparkan satu mantra. Dan, Harry sudah berhipotesis, bahwa proses menuruti instruksi tersebut, memeriksa kalau kamu memang melakukan dengan benar, mungkin memang punya maksud. Itu memaksamu untuk berkonsentrasi pada mantranya. Diperintah untuk sekadar mengayunkan tongkat sihirmu dan berharap mungkin tidak akan berkerja sama baiknya. Dan begitu kamu mempercayai kalau mantra itu seharusnya bekerja dalam cara tertentu, begitu kamu sudah melatihnya dalam cara itu, kamu mungkin tak bisa meyakinkan dirimu sendiri kalau itu bisa bekerja dalam cara lain apa pun тАж
тАж jika kamu melakukan hal sederhana tapi salah, dan mencoba menguji bentuk alternatifnya sendiri.
Tapi bagaimana jika kamu tidak tahu apa sebenarnya bentuk mantra aslinya?
Bagaimana jika kamu memberi Hermione satu daftar mantra yang belum pernah dia pelajari, diambil dari satu buku mantra usil konyol di perpustakaan Hogwarts, dan beberapa dari mantra-mantra itu memiliki instruksi yang benar dan asli, sementara yang lain memiliki satu gerakan yang dirubah, satu kata yang diganti? Bagaimana jika kamu menjaga instruksinya konstan, tapi memberitahunya kalau satu mantra akan menciptakan cacing merah tapi harusnya malah menciptakan cacing biru?
Yah, dalam kasus itu, ternyata тАж
тАж Harry memiliki kesulitan mempercayai hasil-hasilnya di sini …
тАж jika kamu menyuruh Hermione untuk mengatakan “Oogely boogely” dengan durasi huruf hidup dalam rasio 3 ke 2 ke 1, bukannya rasio sebenarnya 3 ke 1 ke 2, kamu masih tetap akan mendapatkan kelelawar tapi itu tidak akan bercahaya.
Bukannya kepercayaan tak relevan di sini. Bukannya hanya kata-kata dan gerakan tongkat sihir yang penting.
Jika kamu memberi Hermione informasi yang benar-benar salah tentang apa yang sebenarnya akan dilakukan suatu mantra, itu akan berhenti bekerja.
Jika kamu sama sekali tak memberitahunya apa yang akan dilakukan mantra itu, itu akan berhenti bekerja.
Jika dia mengetahui apa yang akan dilakukan mantra itu dalam pemahaman yang amat samar, atau hanya salah sebagian, maka mantranya akan bekerja seperti yang dideskripsikan di dalam buku, bukan dalam cara yang diberitahukan padanya.
Harry, pada saat ini, secara harfiah membenturkan kepalanya pada dinding bata. Tidak keras-keras. Dia tak mau merusak otaknya yang berharga. Tapi jika dia tidak memiliki pelampiasan atas frustasinya, dia akan terbakar seketika.
Thud. Thud. Thud.
Sepertinya alam semesta memang benar-benar menginginkanmu untuk mengatakan ‘Wingardium Leviosa’ dan dia menginginkanmu untuk mengatakannya dalam cara yang tepat dan dia tak mempedulikan apa yang kamu pikir bagaimana harusnya pelafalannya lebih dari dia peduli bagaimana perasaanmu tentang gravitasi.
KENAPAAAAAAAAAAAAAAA?
Bagian terburuk dari ini adalah pandangan sombong, terhibur di wajah Hermione.
Hermione tidak mau begitu saja duduk dengan patuh dan mengikuti instruksi-instruksi Harry tanpa diberi tahu untuk apa.
Jadi Harry menjelaskan padanya apa yang mereka uji.
Harry menjelaskan kenapa mereka mengujinya.
Harry menjelaskan kenapa mungkin tak ada penyihir yang pernah mencobanya sebelum mereka.
Harry menjelaskan kalau dia sebenarnya cukup percaya diri atas prediksinya.
Karena, kata Harry, adalah tak mungkin kalau alam semesta benar-benar ingin kamu mengatakan ‘Wingardium Leviosa’.
Hermione sudah mengatakan kalau bukan ini yang dikatakan buku-bukunya. Hermione sudah menanyakan apakah Harry benar-benar menganggap dirinya lebih pintar, di umur sebelas tahun dan hanya sekitar sebulan dalam pendidikannya di Hogwarts, daripada seluruh penyihir-penyihir lain di dunia yang tak sependapat dengannya.
Harry lalu mengatakan persis kata-kata berikut: