“Tentu saja.”
Sekarang Harry sedang menatap bata merah tepat di hadapannya dan merenungkan seberapa keras dia harus membenturkan kepalanya untuk memberi dirinya sendiri satu gegar yang akan mengganggu pembentukan ingatan jangka-panjang dan mencegahnya mengingat ini nanti. Hermione tidak tertawa, tapi Harry bisa merasakan niat untuk tertawa memancar dari belakangnya seperti tekanan mengerikan pada kulitnya, semacam menyadari kalau kamu sedang diintai oleh pembunuh berantai hanya saja lebih buruk.
“Katakan,” kata Harry.
“Aku tak akan,” kata suara ramah Hermione Granger. “Itu tidak baik.”
“Selesaikan saja,” kata Harry.
“Oke! Jadi kamu memberiku suatu kuliah panjang tentang bagaimana sukarnya melakukan sains dasar dan bagaimana kita mungkin akan terus berusaha menyelesaikan masalah ini selama tiga puluh tahun, dan kemudian kamu pergi dan mengira kalau kita akan membuat penemuan terbesar dalam sejarah sihir dalam jam pertama kita bekerja bersama. Kau bukan hanya berharap, kau benar-benar mengira. Kau tolol.”
“Terima kasih. SekarangтАУ”
“Aku sudah membaca seluruh buku-buku yang kau berikan padaku dan aku masih tak tahu harus memanggilnya apa. Terlalu percaya diri? Kekeliruan perencanaan? Efek super duper Danau Wobegon? Mereka harus menamainya seperti namamu. Bias Harry.”
“Baiklah!”
“Tapi itu memang imut. Itu benar-benar tingkah anak laki-laki.”
“Mati saja.”
“Aw, kau mengatakan hal paling romantis.”
Thud. Thud. Thud.
“Jadi apa selanjutnya?” kata Hermione.
Harry menyandarkan kepalanya pada bata-bata. Keningnya mulai terasa sakit di tempatnya membenturkan. “Tak ada. Aku harus kembali dan merancang eksperimen berbeda.”
Selama bulan terakhir, Harry sudah dengan hati-hati mengerjakan, terlebih dulu, satu rangkaian eksperimen untuk mereka yang akan cukup sampai Desember.
Itu akan menjadi suatu set eksperimen yang hebat jika pengujian paling pertama tidak menyangkal premis dasarnya.
Harry tak bisa percaya kalau dia sudah sedemikian bodoh.
“Biarkan aku mengoreksi diriku sendiri,” kata Harry. “Aku perlu merancang satu eksperimen baru. Aku akan memberitahumu ketika aku memilikinya, dan kemudian kita lakukan, dan kemudian aku merancang yang selanjutnya. Bagaimana kedengarannya?”
“Kedengarannya seperti seeorang menyianyiakan sebegitu banyak usaha.”
Thud. Ow. Dia membenturkan sedikit lebih keras dari yang dia rencanakan.
“Jadi,” kata Hermione. Dia menyandarkan diri di kursinya dan pandangan sombong itu kembali ke wajahnya. “Apa yang kita temukan hari ini?”
“Aku menemukan,” kata Harry dengan gigi mengertak, “bahwa ketika sampai pada pelaksanaan penelitian dasar sebenarnya atas suatu masalah yang membingungkan di mana kamu tak memiliki petunjuk atas apa yang terjadi, buku-bukuku tentang metodologi ilmiah tak senilai gombalanтАУ”
“Bahasamu, Tn. Potter! Beberapa dari kita ini memang seorang gadis muda polos!”
“Baiklah. Tapi jika buku-bukuku memang senilai gurame, itu adalah jenis ikan yang tak buruk, mereka akan sudah memberiku satu nasihat penting berikut: Ketika ada masalah yang membingungkan dan kamu baru saja memulai dan kamu memiliki hipotesis yang bisa disangkal, ujilah. Carilah suatu cara sederhana, mudah untuk melakukan pengujian dasar dan lakukan secepatnya. Jangan mengkhawatirkan tentang merancang suatu rangkaian eksperimen rumit yang bisa jadi suatu proposal pendanaan yang akan terlihat bagus bagi badan pendanaan. Periksa saja secepat mungkin apakah gagasanmu salah sebelum kamu mulai mencurahkan sejumlah besar tenaga atasnya. Bagaimana kedengarannya untuk suatu moral?”
“Mmm тАж oke,” kata Hermione. “Tapi aku juga mengharapkan sesuatu seperti ‘Buku-buku Hermione bukan tak berguna. Mereka ditulis oleh para penyihir tua bijaksana yang mengetahui jauh lebih banyak tentang sihir dariku. Aku harus memperhatikan apa kata buku-buku Hermione.’ Bisa kita ambil moral itu juga?”
Rahang Harry sepertinya mengertak terlalu kencang untuk membiarkan kata apa pun keluar, jadi dia hanya mengangguk.
“Bagus!” kata Hermione. “Aku suka eksperimen ini. Kita mempelajari banyak hal darinya dan hanya menghabiskan waktuku satu jam.”
“AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH!”
Dalam dungeon Slytherin.
Suatu ruang kelas tak terpakai yang diterangi cahaya hijau aneh, jauh lebih tenang kali ini dan datang dari bola kristal kecil dengan pemantraan temporer, tapi tetap cahaya hijau seram, melemparkan cahaya-cahaya aneh pada meja-meja berdebu.
Dua sosok setinggi bocah dalam jubah kelabu berkerudung (tanpa topeng) masuk dalam kesunyian, dan duduk di dua kursi berlawanan di meja yang sama.
Ini adalah pertemuan kedua dari Konpirasi Bayesian.