“Aku paham,” kata Harry Potter. Wajahnya yang disinari cahaya hijau terlihat sangat merenungkannya di bawah kerudung.

Draco bimbang sebelum mengatakan apa yang harus dia katakan selanjutnya. Saat ini seseorang pasti sudah melaporkan ke Ayah kalau dia membangun hubungan baik dengan Harry Potter, dan Ayah juga tahu kalau Draco belum memberi kabar ke rumah tentangnya, dan Ayah akan mengerti kalau Draco tak akan berpikir dia bisa benar-benar merahasiakannya, yang mengirimkan pesan yang jelas kalau Draco sedang melakukan permainannya sendiri sekarang tapi tetap di pihak Ayah, karena jika Draco sudah tergoda, dia pasti akan sudah mengirimkan laporan palsu.

Wajar kalau Ayah mungkin sudah mengantisipasi apa yang Draco akan katakan selanjutnya.

Memainkan permainan nyata dengan Ayah adalah suatu sensasi yang cukup menakutkan. Bahkan biarpun mereka ada di pihak yang sama. Itu adalah, di satu sisi, menyenangkan, tapi Draco juga tahu kalau pada akhirnya akan terbukti kalau Ayah memainkan permainan ini dengan lebih baik. Tidak ada jalan lain semua ini bisa berakhir.

“Harry,” kata Draco akhirnya. “Ini bukan suatu saran. Ini bukan nasihatku. Hanya kenyataannya. Ayahku jelas bisa melenyapkan artikel itu. Tapi itu akan membutuhkan suatu biaya.”

Tentang Ayah yang sudah mengharapkan Draco untuk memberi tahu Harry Potter tepat perkataan tadi adalah bukan sesuatu yang Draco katakan keras-keras. Harry Potter akan menyimpulkannya sendiri, atau tidak.

Tapi Harry Potter malah menggelengkan kepalanya, tersenyum di bawah kerudung. “Aku tak punya niat untuk melenyapkan Rita Skeeter.”

Draco bahkan tidak mencoba menjaga ketidakpercayaan dari suaranya. “Kau tak bisa memberitahuku kau tak peduli apa yang surat kabar katakan tentangmu!”

“Aku lebih tak peduli dari yang kamu kira,” kata Harry Potter. “Tapi aku punya caraku sendiri untuk menghadapi orang-orang semacam Skeeter. Aku tak memerlukan bantuan Lucius.”

Pandangan khawatir datang ke wajah Harry sebelum dia bisa menghentikannya. Apa pun yang Harry Potter akan lakukan selanjutnya, itu adalah sesuatu yang tidak Ayah harapkan, dan Draco merasa sangat cemas tentang ke mana arah tujuannya.

Draco juga sadar kalau rambutnya mulai berkeringat di bawah kerudung. Dia tak pernah benar-benar memakai yang seperti ini sebelumnya, dan tak sadar kalau jubah Pelahap Maut mungkin memiliki sesuatu seperti Mantra Pendingin.

Harry Potter mengusap beberapa keringat dari keningnya lagi, meringis, mengeluarkan tongkat sihirnya, mengarahkannya ke atas, mengambil napas panjang, dan berkata “Frigideiro!”

Sesaat kemudian Draco merasakan udara dingin.

“Frigideiro! Frigideiro! Frigideiro! Frigideiro! Frigideiro!”

Kemudian Harry Potter menurunkan tongkat sihirnya, walau tangannya terlihat sedikit bergetar, dan mengembalikannya ke jubahnya.

Seluruh ruangan sepertinya terasa lebih dingin. Draco bisa melakukannya juga, tapi tetap, tak buruk.

“Jadi,” kata Draco. “Sains. Kau akan memberitahuku tentang darah.”

“Kita akan mencari tahu tentang darah,” kata Harry Potter. “Dengan melakukan eksperimen.”

“Baiklah,” kata Draco. “Eksperimen macam apa?”

Harry Potter tersenyum culas di bawah kerudungnya, dan berkata, “Kau beri tahu aku.”

*

Draco pernah mendengar sesuatu yang disebut Metode Sokrates, yang merupakan pengajaran melalui menanyakan pertanyaan (dinamakan seperti seorang filsuf kuno yang terlalu pintar untuk menjadi seorang Muggle sejati dan karena itu adalah seorang penyihir darah murni yang menyamar). Salah satu dari tutornya sering memakai pengajaran Sokrates. Itu memang menyebalkan tetapi efektif.

Kemudian ada Metode Potter, yang gila.

Untuk jujurnya, Draco harus mengakui kalau Harry Potter sudah mencoba Metode Sokrates terlebih dulu dan itu tak bekerja terlalu baik.

Harry Potter sudah menanyakan bagaimana Draco menyanggah hipotesis para penganut darah murni kalau para penyihir tak bisa melakukan hal-hal pada saat ini yang bisa mereka lakukan delapan abad lalu adalah karena mereka sudah bercampur dengan para kelahiran Muggle dan Squib.

Draco sudah mengatakan kalau dia tak paham bagaimana Harry Potter bisa duduk di sana dengan wajah serius dan mengatakan kalau ini bukanlah jebakan.

Harry Potter menjawab, masih dengan wajah serius, bahwa kalau itu adalah suatu perangkap itu akan jadi teramat jelas hingga dia harus digiling dan dijadikan makanan ular peliharaan, namun itu bukanlah suatu jebakan, itu hanyalah aturan bagaimana ilmuwan bekerja bahwa kamu harus mencoba menyanggah teorimu sendiri, dan jika kamu sudah membuat suatu usaha nyata dan gagal, itu adalah kemenangan.

Draco sudah mencoba menunjukkan kebodohan mencengangkan dari semua ini dengan menyarankan kalau kunci dari bertahan dalam duel adalah untuk melemparkan Avada Kedavra pada kakimu sendiri dan meleset.

Harry Potter mengangguk.

Draco menggelengkan kepalanya.

Harry Potter kemudian menyajikan suatu gagasan kalau ilmuwan menyaksikan ide-ide bertarung untuk melihat yang mana yang menang, dan kamu tak bisa bertarung tanpa ada suatu lawan, jadi Draco perlu memikirkan suatu lawan untuk hipotesis para penganut darah murni untuk dilawan supaya darah murnisme bisa menang, yang Draco pahami sedikit lebih baik walaupun Harry Potter mengatakannya dengan pandangan yang sedikit tak suka. Seperti, sudah jelas kalau darah murnisme adalah kenyataan di dunia ini, maka langit harus berwarna biru, dan jika suatu teori lainlah yang benar, maka langit harus berwarna hijau; dan tak ada seorang pun yang pernah melihat langit; dan kemudian kamu pergi ke luar dan melihat dan para penganut darah murni menang; dan setelah semua ini

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату