“Halo, Tn. Potter,” sang telepath berkata tanpa nada, setelah melemparkan rangkaian mantra privasi.
“Halo, Tn. Bester,” kata Harry letih. “Mari kita singkirkan dulu kejutan awalnya dari depan kita, bagaimana?”
“Kau berhasil mengejutkanku?” kata si pria, sekarang terdengar sedikit tertarik. “Baiklah kalau begitu.” Dia mengarahkan tongkat sihirnya dan menatap ke mata Harry. “Legilimens.”
Ada jeda, dan kemudian si penyihir berjubah hitam tersentak seolah seseorang menyentuhnya menggunakan tusukan ternak.
“Sang Pangeran Kegelapan masih hidup?” dia tersedak. Matanya tiba-tiba berubah liar. “Dumbledore membuat dirinya tak terlihat dan menyelinap ke dalam kamar anak perempuan?”
Harry mendesah dan melihat ke jamnya. Kira-kira dalam tiga detik lagi тАж .
“Jadi,” si pria berkata. Dia belum cukup pulih dari tanpa nadanya. “Kau benar-benar percaya kau akan menemukan aturan rahasia dari sihir dan menjadi mahakuasa.”
“Itu benar,” kata Harry dengan rata, masih melihat jamnya. “Aku memang seterlalu percaya diri itu.”
“Aku bertanya-tanya. Sepertinya Topi Seleksi berpikir kalau kau akan menjadi Pangeran Kegelapan selanjutnya.”
“Dan kau tahu aku mencoba cukup keras untuk tidak jadi itu, dan kau melihat kalau kita sudah melakukan diskusi yang panjang tentang apakah kau bersedia untuk mengajariku Occlumency, dan pada akhirnya kau memutuskan untuk melakukannya, jadi bisakah kita langsung menyelesaikan bagian ini?”
“Baiklah,” kata si pria tepat enam detik kemudian, sama seperti terakhir kali. “Persiapkan dirimu.” Dia berhenti, dan kemudian berkata, suaranya cukup muram, “Walau aku jelas berharap bisa mengingat trik tentang emas dan perak itu.”
Harry menemukan dirinya sendiri sangat terganggu dengan bagaimana pikiran manusia yang bisa berulang ketika kau mengatur ulang orang-orang ke kondisi awal yang sama dan mengekspos mereka ke stimuli yang sama. Itu menepis ilusi yang seorang reduksionis tak boleh alami pada awalnya.
Harry berada di suasana hati yang cukup buruk ketika dia berderap keluar dari kelas Herbologinya di Senin pagi berikutnya.
Hermione sedang mendidih di sampingnya.
Anak-anak lain masih di dalam, sedikit lambat dalam mengumpulkan barang-barang mereka karena mereka masih meracau dengan bersemangat satu sama lain tentang kemenangan kedua Ravenclaw pada pertandingan Quidditch tahun ini.
Sepertinya kemarin malam setelah makan malam, seorang gadis sudah beterbangan di atas sapu selama tiga puluh menit dan kemudian menangkap sejenis nyamuk raksasa. Ada beberapa fakta lain tentang apa yang terjadi selama pertandingan ini, tapi mereka itu tak relevan.
Harry sudah melewatkan event olahraga seru ini karena pelajaran Occlumency, dan juga menikmati kehidupan.
Dia kemudian menghindari seluruh percakapan di kamar Ravenclaw, bukankah Mantra Quietus dan koper magis itu mengagumkan. Dia memakan sarapan di meja Gryffindor.
Tapi Harry tak bisa menghindari Herbologi, dan para Ravenclaw membicarakannya sebelum kelas, dan setelah kelas, dan di dalam kelas, sampai Harry melihat ke atas dari bayi furcot yang popoknya sedang dia ganti, dan mengumumkan dengan keras bahwa beberapa dari mereka sedang mencoba belajar tentang tanaman dan Snitch tidak tumbuh dari apa pun jadi bisakah mereka semua tolong tutup mulut tentang Quidditch. Semua orang lain yang hadir memberinya pandangan terkejut, kecuali Hermione yang terlihat seolah dia ingin bertepuk tangan, dan Profesor Sprout, yang menghadiahinya satu poin untuk Ravenclaw.
Satu poin untuk Ravenclaw.
Satu poin.
Tujuh idiot di atas tujuh sapu idiot mereka memainkan permainan idiot mereka menerima seratus dan sembilan puluh poin untuk Ravenclaw.
Sepertinya nilai Quidditch ditambahkan langsung ke dalam total poin Asrama.
Dengan kata lain, menangkap sebuah nyamuk emas itu senilai 150 poin Asrama.
Harry bahkan tak bisa membayangkan apa yang harus dia lakukan untuk menerima seratus dan lima puluh poin Asrama.
Selain, yah, menyelamatkan seratus dan lima puluh Hufflepuff, atau memperoleh lima belas ide seperti menempatkan kerangka pelindung pada mesin waktu, atau menciptakan seribu lima ratus cara kreatif untuk membunuh orang, atau menjadi Hermione Granger selama setahun penuh.
“Kita harus membunuh mereka,” kata Harry pada Hermione, yang sedang berjalan di sampingnya dengan hawa yang sama tersinggungnya.
“Siapa?” kata Hermione. “Tim Quidditch kita?”
“Aku sedang memikirkan semua orang yang terlibat dalam cara apa pun dengan Quidditch di mana pun, tapi tim Ravenclaw bisa jadi awalnya, ya.”
Bibir Hermione berkerut tak menyetujui. “Kau jelas tahu kalau membunuh orang itu salah, Harry?”
“Ya,” kata Harry.
“Oke, hanya memastikan,” kata Hermione. “Mari kita incar Seeker lebih dulu. Aku sudah membaca beberapa cerita misteri Agatha Christie, apa kau tahu bagaimana kita bisa membuatnya naik kereta api?”
“Dua orang murid merencanakan pembunuhan,” kata suatu suara kering. “Betapa mengejutkan.”