seorang tolol. Seperti yang kau dan aku harapkan, kita berdua.”

“Apa ini?” kata Harry perlahan.

“Sabar, Potter.”

Severus memutar kepalanya, dan kemudian melayangkan sosok pembunuhnya ke dalam bukaan terdekat di dinding koridor, suatu lorong yang lebih kecil dan lebih sempit.

Harry mengikutinya, bertanya-tanya apakah akan lebih cerdas untuk sekadar melarikan diri.

Mereka berputar dan melewati belokan lain, dan sampai ke jalan buntu, dinding kosong biasa. Jika Hogwarts benar-benar dibangun, bukannya dimunculkan atau dipanggil atau dilahirkan atau apa pun, Harry akan memiliki beberapa kata-kata tajam pada arsitek tentang membayar orang membangun lorong yang tak menuju ke mana pun.

“Quietus,” kata Severus, dan beberapa hal lain juga.

Harry menyandarkan diri, melipat tangannya di depan dadanya, dan melihat wajah Severus.

“Melihatku tepat di mata, Potter?” kata Severus Snape. “Pelajaran Occlumencymu tak mungkin berjalan cukup jauh untukmu menghalangi Legilimency. Tapi kemudian mungkin mereka sudah berjalan cukup jauh untukmu mendeteksinya. Karena aku tak tahu yang mana pun, aku tak akan mengambil resiko mencoba.” Si pria tersenyum tipis. “Dan hal yang sama akan berlaku untuk Dumbledore, kupikir. Yang adalah kenapa kita sekarang melakukan pembicaraan kecil ini.”

Mata Harry melebar tanpa sadar.

“Untuk mengawali,” kata Severus, matanya berkilau, “Aku ingin supaya kau berjanji untuk tak mengatakan pembicaraan kita pada siapapun. Sepanjang yang sekolah peduli, kita sedang mendiskusikan pekerjaan rumah Ramuanmu. Entah apakah mereka percaya atau tidak itu tak penting. Sepanjang Dumbledore dan McGonagall peduli, aku sedang melanggar kepercayaan Draco Malfoy atasku, dan kita berdua berpikir tak layak untuk membicarakan lebih lanjut tentang masalah ini.”

Otak Harry mencoba melakukan kalkulasi konsekuensi dan implikasi tak diinginkan atas ini dan kehabisan ‘swap space’

“Bagaimana?” kata si Master Ramuan.

“Baiklah,” kata Harry perlahan. Sukar melihat bagaimana melakukan suatu pembicaraan dan tak bisa memberi tahu siapapun bisa lebih membatasi daripada tidak melakukannya, yang mana kau juga tak bisa memberi tahu siapapun tentang pembicaraannya. “Aku janji.”

Severus melihat Harry dengan tajam. “Kau pernah berkata di dalam kantor Kepala Sekolah kalau kau tidak akan mentolerir penindasan ataupun penganiayaan. Dan aku ingin tahu, Harry Potter. Seberapa jauh kau menyerupai ayahmu?”

“Kecuali kita membicarakan tentang Michael Verres-Evans,” kata Harry, “jawabannya adalah aku tahu sangat sedikit tentang James Potter.”

Severus mengangguk, seolah untuk dirinya sendiri. “Ada Slytherin tahun kelima. Seorang anak laki-laki bernama Lesath Lestrange. Dia ditindas oleh Gryffindor. Aku тАж terbatasi, dalam kemampuanku untuk menghadapi situasi semacam itu. Kau bisa membantunya, mungkin. Jika kau menginginkannya. Aku tidak meminta bantuanmu, dan aku tak akan berhutang padamu. Itu hanya suatu kesempatan untuk melakukan sesukamu.”

Harry menatap Severus, berpikir.

“Bertanya-tanya apakah ini sebuah perangkap?” kata Severus, sebuah senyuman redup melintasi bibirnya. “Itu bukan. Itu adalah sebuah tes. Sebut itu keingintahuan dari bagianmu. Tapi masalah Lesath adalah nyata, demikian juga kesulitanku dalam mengintervensi.”

Itu adalah masalah dengan orang lain mengetahui kalau kamu adalah orang baik. Bahkan jika kamu tahu kalau mereka tahu, kamu masih tak bisa mengabaikan umpannya.

Dan jika ayahnya pernah melindungi murid-murid dari penindas juga тАж itu tak masalah jika Harry tahu kenapa Severus memberitahunya. Itu masih membuatnya merasa hangat di dalam, dan bangga, dan membuatnya mustahil untuk pergi.

“Baiklah,” kata Harry. “Katakan tentang Lesath. Kenapa dia ditindas?”

Wajah Severus kehilangan senyuman redupnya. “Kau berpikir ada alasan, Potter?”

“Mungkin tidak,” kata Harry perlahan. “Tapi gagasan sempat terlintas padaku kalau dia mungkin sudah mendorong seorang gadis darah lumpur tak penting menuruni tangga.”

“Lesath Lestrange,” kata Severus, suaranya sekarang dingin, “adalah anak dari Bellatrix Black, pelayan Pangeran Kegelapan paling fanatik dan jahat. Lesath adalah anak haram yang diakui dari Rabastan Lestrange. Tak lama setelah kematian Pangeran Kegelapan, Bellatrix dan Rabastan dan Rodolphus saudara Rabastan ditangkap ketika menyiksa Alice dan Frank Longbottom. Ketiganya ada di Azkaban seumur hidup. Para Longbottom dibuat gila karena Cruciatus berulang dan ada di bangsal tak tersembuhkan St. Mungo. Apakah itu suatu alasan yang baik untuk menindasnya, Potter?”

“Itu sama sekali bukan alasan,” kata Harry, masih dengan perlahan. “Dan Lesath sendiri tidak melakukan kesalahan yang kau tahu?”

Senyuman redup melintasi bibir Severus lagi. “Dia tidak lebih suci daripada orang lain. Tapi dia tidak pernah mendorong gadis darah lumpur menuruni tangga, tidak ada yang pernah kudengar.”

“Atau lihat di pikirannya,” kata Harry.

Ekspresi Severus dingin. “Aku tidak melanggar privasinya, Potter. Aku melihat ke dalam para Gryffindor, sebaliknya. Dia sederhananya adalah target mudah untuk kepuasan kecil mereka.”

Sebuah sapuan dingin kemarahan menyapu tulang punggung Harry, dan dia harus mengingatkan dirinya sendiri kalau Severus mungin bukan sumber informasi yang bisa dipercaya.

“Dan kau berpikir,” kata Harry, “bahwa sebuah intervensi oleh Harry Potter, si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, akan terbukti efektif.”

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату