Dari tikungan yang dekat melangkah seorang pria dalam jubah yang sedikit berbercak, rambut berminyaknya terjatuh panjang dan tak terawat sekitar pundaknya. Bahaya mematikan seolah memancar keluar darinya, mengisi lorong dengan ramuan-ramuan yang tak terramu dengan benar dan terjatuh tanpa sengaja dan orang-orang sekarat di ranjang yang mana para Auror akan putuskan sebagai sebab-sebab alami.
Tanpa memikirkannya sama sekali, Harry melangkah di depan Hermione.
Ada tarikan napas dari belakangnya, dan kemudian sesaat kemudian Hermione menyapu melewati dan melangkah di depan dia. “Lari, Harry!” katanya. “Anak laki-laki tak boleh ada dalam bahaya.”
Severus Snape tersenyum murung. “Lucu. Aku meminta sesaat dari waktumu, Potter, jika kau bisa mencabut dirimu sendiri dari rayuanmu dengan Nona Granger.”
Seketika ada pandangan yang sangat cemas di wajah Hermione. Dia berbalik pada Harry dan membuka mulutnya, kemudian berhenti, terlihat menderita.
“Oh, jangan khawatir, Nona Granger,” kata suara halus Severus. “Aku janji untuk mengembalikan kekasihmu tanpa cacat.” Senyumnya menghilang. “Sekarang Potter dan aku akan pergi dan melakukan pembicaraan pribadi, hanya kami saja. Aku harap sudah jelas kalau kau tidak diundang, tapi hanya untuk jaga-jaga, anggap itu sebagai suatu perintah dari seorang profesor Hogwarts. Aku yakin seorang gadis kecil yang baik sepertimu tidak akan melanggarnya.”
Dan Severus berbalik dan berjalan ke belokan. “Ikut, Potter?” kata suaranya.
“Um,” kata Harry pada Hermione. “Bisakah aku langsung pergi dan mengikutinya dan membiarkan kamu memikirkan apa yang harus kukatakan untuk memastikanmu sama sekali tak cemas dan tersinggung?”
“Tidak,” kata Hermione, suaranya bergetar.
Tawa Severus bergema di sekitar tikungan.
Harry menundukkan kepalanya. “Maaf,” katanya dengan rendah, “sungguh,” dan dia pergi mengikuti si Master Ramuan.
“Jadi,” kata Harry. Tak ada suara lain sekarang kecuali dua pasang kaki, yang panjang dan yang pendek, melangkah melalui koridor batu. Sang Master Ramuan melangkah dengan cepat tetapi tidak terlalu cepat untuk Harry bisa mengimbangi, dan sepanjang Harry bisa menerapkan konsep arah pada Hogwarts, mereka sedang bergerak menjauh dari area-area ramai. “Tentang apa ini?”
“Aku tak berpikir kau bisa menjelaskan,” kata Severus dengan kering, “kenapa kalian berdua merencanakan untuk membunuh Cho Chang?”
“Aku tak berpikir kau bisa menjelaskan,” kata Harry dengan kering, “dalam kapasitasmu sebagai pejabat dalam sistem sekolah Hogwarts, kenapa menangkap satu nyamuk emas dianggap sebagai pencapaian akademik yang layak memperoleh seratus dan lima puluh poin Asrama?”
Suatu senyuman melintasi bibir Severus. “Wah wah, dan aku mengira kau adalah orang yang tanggap. Apakah kau benar-benar sebegitu tak mampu memahami teman sekelasmu, Potter, atau apakah kamu terlalu membenci mereka untuk mencobanya? Jika nilai Quidditch tidak dihitung terhadap Piala Asrama maka tak ada di antara mereka yang akan peduli tentang poin Asrama sedikit pun. Itu hanya akan menjadi suatu kontes tak jelas untuk murid-murid sepertimu dan Nona Granger.”
Itu mengejutkannya adalah jawaban yang bagus.
Dan keterkejutan itu membawa pikiran Harry terbangun benar.
Dalam pemikiran kembali harusnya tidak mengejutkan kalau Severus memahami para muridnya, memang memahami mereka sebegitu baik.
Dia membaca pikiran mereka.
Dan …
тАж buku itu berkata kalau pengguna Legilimency yang sukses adalah sangat langka, lebih langka daripada seorang pengguna Occlumency sempurna, karena hampir tak satu pun memiliki cukup disiplin mental.
Disiplin mental?
Harry sudah mengumpulkan cerita-cerita tentang seorang pria yang secara rutin hilang kesabaran di dalam kelas dan membentak anak-anak kecil.
тАж tapi pria yang sama ini, ketika Harry mengatakan bahwa Pangeran Kegelapan masih hidup, sudah merespon seketika dan dengan sempurnaтАУberreaksi dalam cara yang tepat apabila seseorang yang benar- benar tak tahu akan berreaksi.
Pria itu menguntit dalam Hogwarts dengan udara seorang pembunuh, memancarkan bahaya …
тАж yang tepatnya adalah bukan apa yang harus dilakukan seorang pembunuh yang sebenarnya. Pembunuh yang sebenarnya harus terlihat seperti akuntan kecil yang penurut sampai mereka membunuhmu.
Dia adalah sang Kepala Asrama untuk Slytherin yang dibanggakan dan aristokrat, dan dia mengenakan sebuah jubah dengan bercak-bercak noda dari ramuan dan bahan-bahan, yang dengan dua menit sihir bisa menghilangkannya.
Harry menyadari kalau dia sedang bingung.
Dan estimasi ancamannya atas sang Kepala Asrama Slytherin melonjak naik secara astronomis.
Dumbledore sepertinya berpikir kalau Severus adalah miliknya, dan tak ada satu pun yang bertentangan dengan itu; si Master Ramuan sudah berlaku “menakutkan tapi tidak menyiksa”, seperti yang dijanjikan. Jadi, Harry beralasan sebelumnya, ini adalah urusan Rombongan. Jika Severus memang merencanakan untuk melukai, tentunya dia tak akan datang menjemput Harry di depan Hermione, seorang saksi, ketika dia bisa hanya menunggu suatu saat ketika Harry sedang sendiri тАж .
Harry dengan perlahan menggigit bibirnya.
“Aku pernah mengenal seorang bocah yang benar-benar memuja Quidditch,” kata Severus Snape. “Dia adalah