Harry diam pada saat ini. Kemudian dia memberi Draco suatu pandangan cepat yang adalah campuran antara permintaan maaf dan peringatan, berkata pada saat yag sama, Maaf, aku melakukan yang terbaik dan Kita lebih baik tak memaksakan hal ini lebih jauh.

“Untuk masalah dia yang akan sengsara,” Profesor Quirrell melanjutkan, dengan sedikit senyuman sekarang bermain di bibirnya, “aku curiga kalau dia akan memperoleh waktu yang jauh lebih mudah dengan kekakuan posisinya daripada yang masing-masing dari kalian pikirkan, dan kalau dia akan memberikan pertarungan yang baik jauh lebih awal dari yang kalian pikirkan.”

Harry dan Draco keduanya tersentak dalam kengerian.

“Kau tak akan menasihati dia, benar?” kata Draco, benar-benar terperanjat.

“Aku tak pernah mendaftar hal ini untuk melawanmu!” kata Harry.

Senyuman yang bermain di bibir Profesor Quirrell bertambah lebar. “Pada kenyataannya, aku memang menawarkan untuk membagi beberapa saran menyangkut pertempuran-pertempuran awal Nona Granger.”

“Profesor Quirrell!” kata Harry.

“Oh, jangan khawatir,” kata Profesor Quirrell. “Dia menolakku. Seperti yang sudah kukira.”

Mata Draco menyempit.

“Wah wah, Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell, “tidakkah ada yang pernah memberitahumu kalau adalah tak sopan untuk menatap seseorang?”

“Kau tidak akan secara diam-diam membantunya dengan suatu cara lain, benar?” kata Harry.

“Apakah aku akan melakukan itu?” kata Profesor Quirrell.

“Ya,” kata Draco dan Harry di saat yang bersamaan.

“Aku terluka dengan kurangnya rasa percayamu. Baiklah kalau begitu, aku janji tidak akan membantu Jenderal Granger dalam cara apa pun yang kalian berdua tak ketahui. Dan sekarang aku sarankan supaya kalian berdua mengurus masalah militer kalian. November sudah dekat, dan dengan cepat.”

*

Harry melihat implikasinya sebelum pintu menutup di belakang mereka pada jalan keluar dari kantor Profesor Quirrell.

Harry pernah sekali berbicara dengan acuh tentang “urusan hubungan manusia”.

Dan saat ini itu adalah harapan satu-satunya untuk Draco.

Biarkan dia tak menyadarinya, biarkan dia tak menyadarinya тАж .

“Kita harus langsung menyerang si gadis Granger lebih dulu dan menyingkirkannya dari jalan kita,” kata Draco. “Setelah kita meremukkannya, kita akan memiliki kontes kita sendiri tanpa gangguan.”

“Sekarang itu tak benar-benar terasa adil untuknya, bukan begitu?” kata Harry dalam suara ringan.

“Apa pedulimu?” kata Draco. “Dia adalah rivalmu, benar?” Kemudian, dengan nada mencurigai yang tepat di dalam suaranya, “Jangan beri tahu aku kalau kamu sudah benar-benar mulai menyukainya, setelah menjadi rivalnya sampai sekarang тАж .”

“Demi Para Pendiri,” kata Harry. “Apa yang bisa kukatakan, Draco? Aku hanya memiliki rasa keadilan yang alami. Granger juga, kau tahu. Dia memiliki genggaman kuat atas yang baik dan yang buruk, dan dia mungkin akan menyerang yang jahat terlebih dulu. Memiliki sebuah nama seperti ‘Malfoy’ itu seperti meminta perlakuan itu, kau tahu.”

SIALAN!

“Harry,” kata Draco, terdengar terluka dan mungkin sedikit superior, “tidakkah kamu ingin bertarung dengan adil melawanku?”

“Maksudmu daripada menyerangmu setelah kamu sudah kehilangan beberapa pasukan dalam mengalahkan Granger?” kata Harry. “Oh, aku tak tahu. Mungkin setelah aku bosan dengan hanya menikmati kemenangan aku akan mencoba urusan ‘adil’ itu.”

“Mungkin dia akan menyerangmu,” kata Draco. “Kamu adalah rivalnya.”

“Tapi aku adalah rival yang bersahabat,” kata Harry dengan seringai keji. “Aku membelikannya sebuah hadiah ulang tahun yang bagus dan sebagainya. Kamu tak akan langsung menyabotase rival bersahabatmu seperti itu.”

“Bagaimana dengan menyabotase kesempatan temanmu dalam pertarungan yang adil?” kata Draco dengan marah. “Aku kira kita ini teman!”

“Biarkan aku perbaiki kalimat tadi,” kata Harry. “Granger tak akan menyabotase rival bersahabat. Tapi itu karena dia memiliki niat membunuh semangkuk anggur basah. Kamu akan. Kamu benar-benar akan. Dan coba tebak, begitu juga denganku.”

SIALAN!

*

Jika itu adalah suatu pertunjukan sandiwara, akan ada musik dramatik.

Sang pahlawan, tampil tanpa cela dalam jubah berpotongan hijau serta rambut putih-pirang yang disisir sempurna, menghadapi sang penjahat.

Sang penjahat, bersandar dalam kursi kayu sederhana dengan gigi tonggosnya jelas terlihat dan rambut ikal warna coklat kemerahan liarnya melayang melewati pipinya, menghadap sang pahlawan.

Itu adalah Rabu, 30 Oktober, dan pertempuran pertama akan tiba di hari Minggu.

Draco sedang berdiri di kantor Jenderal Granger, suatu ruangan yang seukuran ruang kelas kecil. (Kenapa tiap

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату