“Melemparkan ke dalam Matahari?” decit Profesor Flitwick, terlihat seolah dia akan pingsan.

“Sepertinya tidak, Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell dengan kering. “Bagaimanapun juga, Matahari itu sangat besar; aku ragu kalau Dementor akan memiliki terlalu banyak efek atasnya. Tapi itu bukanlah satu percobaan yang aku ingin coba, Tn. Potter, hanya untuk jaga-jaga.”

“Aku mengerti,” kata Harry.

Fawkes berkaok untuk yang terakhir kali, membungkuskan sayap-sayapnya di kepala Harry, dan kemudian meluncurkan dirinya sendiri dari Harry. Meluncurkan dirinya sendiri tepat ke arah Dementor itu, meneriakkan suatu seruan perlawanan keras menusuk yang menggema di seluruh lapangan. Dan sebelum siapapun bereaksi terhadap itu, ada suatu kilatan api, dan Fawkes menghilang.

Kedamaiannya memudar, sedikit.

Kehangatannya memudar, sedikit.

Harry mengambil satu napas dalam, melepaskannya lagi.

“Yep,” kata Harry. “Masih hidup.”

Lagi kesunyian itu, lagi dengan ketiadaan sorakan; seolah tak ada yang tahu bagaimana meresponтАУ

“Bagus mengetahui kalau kamu pulih sepenuhnya, Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell dengan tegas, seolah menyangkal kemungkinan lain apa pun. “Sekarang, aku percaya Nona Ransom adalah yang berikutnya?”

Itu mengawali sedikit perdebatan, yang mana Profesor Quirrell benar dan semua orang lain salah. Sang Profesor Pertahanan mengatakan bahwa, meski seluruh emosi yang bisa dipahami dari semua yang khawatir, kemungkinan kecelakaan yang sama terjadi pada murid lain mendekati sangat kecil; lebih lagi karena mereka sekarang tahu bagaimana menghindari kemalangan dengan tongkat sihir. Dan sementara itu, ada murid-murid lain yang perlu mengambil kesempatan terbaik mereka atas melemparkan suatu Mantra Patronus korporeal, atau untuk mempelajari perasaan dari suatu Dementor sehingga mereka bisa melarikan diri, dan menemukan derajat kerentanan mereka sendiri тАж .

Pada akhirnya ternyata hanya Dean Thomas dan Ron Weasley dari Gryffindor yang tersisa yang masih bersedia untuk pergi ke dekat si Dementor, yang menyederhanakan perdebatannya.

Harry melihat ke arah si Dementor. Kata itu menggema di dalam pikirannya lagi.

Baiklah, pikir Harry pada dirinya sendiri, jika Dementor adalah sebuah teka-teki, apa jawabannya?

Dan hanya seperti itu, semua jadi jelas.

Harry melihat ke arah kurungan bernoda, sedikit berkarat.

Dia melihat apa yang ada di bawah, selubung tinggi, compang camping itu.

Itulah dia, kalau begitu.

Profesor McGonagall datang dan berbicara pada Harry. Dia belum melihat yang terburuk dari semua ini, jadi hanya sedikit kilauan air di matanya. Harry memberitahunya bahwa dia perlu berbicara padanya setelah ini dan menanyakan satu pertanyaan yang dia tunda untuk beberapa saat, tapi itu tak perlu terjadi sekarang, jika dia sedang sibuk. Ada suatu pandangan tertentu tentangnya yang menyebutkan kalau dia baru saja ditarik dari sesuatu yang penting; dan Harry mengungkapkan hal ini padanya, dan berkata bahwa dia sungguh-sungguh tak perlu merasa bersalah untuk pergi. Ini membuat Harry mendapatkan sesuatu sejenis pandangan tajam, tapi kemudian pergilah dia, dengan tergesa, meninggalkan sebuah janji bahwa mereka akan berbicara setelahnya.

Dean Thomas melemparkan beruang putihnya lagi, bahkan di hadapan Dementor; dan Ron Weasley menempatkan perisai kabut berkilau yang cukup. Yang menyelesaikan hari itu, sejauh yang semua orang pedulikan, dan Profesor Flitwick mulai menggiring para murid kembali ke Hogwarts. Ketika sudah jelas bahwa Harry bermaksud untuk tetap tinggal, Profesor Flitwick melihat padanya penuh tanda tanya; dan Harry, pada bagiannya, melihat penuh arti pada Dumbledore. Harry tak tahu apa yang diartikan oleh Profesor Flitwick atas hal itu, tapi setelah tatapan peringatan tajam, Kepala Asramanya pergi.

Dan demikian tinggallah hanya Harry, Profesor Quirrell, Kepala Sekolah Dumbledore, dan trio Auror.

Akan lebih baik untuk menyingkirkan si trio lebih dulu, tapi Harry tak bisa memikirkan cara yang bagus untuk melakukan itu.

“Baiklah,” kata Auror Komodo, “mari kita bawa kembali.”

“Permisi,” kata Harry. “Aku ingin memperoleh satu giliran lagi dengan Dementor itu.”

*

Permintaan Harry disambut dengan sejumlah perlawanan dalam jenis kau benar-benar gila, walau hanya Auror Butnaru yang benar-benar mengatakan itu keras-keras.

“Fawkes menyuruhku,” kata Harry.

Ini tak sepenuhnya mengatasi seluruh perlawanan itu, meski pandangan keterkejutan yang dihasilkan pada wajah Dumbledore. Perdebatannya berlanjut, dan itu mulai melunturkan ujung kedamaian si phoenix yang masih tersisa, yang membuat Harry jengkel, walau hanya sedikit.

“Lihat,” kata Harry, “aku cukup yakin aku tahu apa yang menjadi kesalahanku sebelumnya. Ada jenis orang yang harus memakai jenis pikiran hangat dan bahagia yang berbeda. Biarkan saja aku mencobanya, oke?”

Ini terbukti tidak persuasif juga.

“Aku pikir,” kata Profesor Quirrell akhirnya, menatap pada Harry dengan mata yang menyempit, “bahwa jika kita tidak mengizinkanmu melakukan ini di bawah pengawasan, dia akan, pada suatu saat atau yang lain, menyelinap dan mencari satu Dementor sendiri. Apakah aku salah menuduhmu, Tn. Potter?”

Ada suatu jeda tercengang atas ini. Itu sepertinya adalah suatu saat yang baik untuk memainkan kartu trufnya.

“Aku tak keberatan jika Kepala Sekolah tetap mempertahankan Patronusnya,” kata Harry. Karena aku akan

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату