Ada sedikit jeda lain, yang selama itu Harry terus tersenyum. Dia sedikit gelisah, sebenarnya sangat gelisah, namun begitu semua sudah jelas kalau Dumbledore dengan sengaja bermain-main dengannya, sesuatu di dalam Harry benar-benar menolak untuk duduk dan menerimanya bagai gumpalan tak berdaya.

“Aku takut Waktu tak suka terlalu diregangkan,” kata Dumbledore setelah sedikit jeda, “dan tetap diri kita sendiri sepertinya sedikit terlalu lebar untuknya, dan adalah pergumulan konstan untuk menyesuaikan kehidupan kita ke dalam Waktu.”

“Memang,” kata Harry dengan kekhidmatan suram. “Itulah kenapa adalah paling baik untuk sampai pada maksud kita secepatnya.”

Untuk sesaat Harry penasaran apakah dia sudah melangkah terlalu jauh.

Kemudian Dumbledore tertawa kecil. “Langsung ke intinya kalau begitu.” Sang Kepala Sekolah mencondongkan tubuhnya, memiringkan topi jamur gepengnya dan menggosok jenggotnya ke atas mejanya. “Harry, Senin ini kamu melakukan sesuatu yang akan mustahil bahkan dengan Time-Turner. Atau mungkin, mustahil dengan hanya Time-Turner. Dari mana asal kedua pie itu, aku penasaran?”

Sentakan adrenalin mengaliri Harry. Dia melakukannya memakai Jubah Gaib, yang diberikan kepadanya dalam kotak Natal bersama satu catatan, dan catatan itu berkata: kalau Dumbledore melihat kesempatan untuk memiliki salah satu dari Relikui Kematian, dia tidak akan pernah membiarkannya lepas dari genggamannya тАж .

“Pemikiran yang wajar,” Dumbledore melanjutkan, “adalah karena tak ada tahun pertama saat ini yang mampu menggunakan mantra semacam itu, ada orang lain di sana, akan tetapi tak terlihat. Dan jika tak ada orang yang bisa melihat mereka, yah, akan cukup mudah bagi mereka untuk melemparkan pie-pie itu. Seseorang bisa saja mencurigai lebih lanjut bahwa karena kamu memiliki Time-Turner, kamulah orang tak terlihat itu; dan karena mantra Disillusionment adalah jauh di atas kemampuanmu sekarang, kamu memiliki jubah yang membuatmu tak terlihat.” Dumbledore tersenyum penuh konspirasi. “Apa aku dalam jalur yang benar sejauh ini, Harry?”

Harry membeku. Dia punya perasaan bahwa bohong terang-terangan adalah sama sekali tak bijak, dan mungkin tak sedikit pun membantu, dan dia tak bisa memikirkan apa pun yang lain untuk diucapkan.

Dumbledore melambaikan tangan bersahabat. “Jangan khawatir, Harry, kamu belum melakukan sesuatu yang salah. Jubah penghilang tidak melawan aturanтАУaku pikir mereka cukup langka hingga tak ada yang pernah memikirkan untuk menempatkan mereka dalam daftar. Tapi aku penasaran tentang sesuatu yang benar-benar berbeda.”

“Oh?” kata Harry dalam suara paling normal yang bisa dia lakukan.

Mata Dumbledore menyala dengan antusias. “Kamu tahu, Harry, setelah kamu melalui beberapa petualangan kamu cenderung untuk mulai memahami hal-hal macam ini. Kamu mulai melihat polanya, mendengar irama dari dunia ini. Kamu mulai melabuhkan kecurigaan-kecurigaan sebelum saat munculnya penyataan. Kau adalah Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup, dan entah bagaimana suatu jubah penghilang berhasil sampai ke tanganmu empat hari setelah kau menemukan Inggris magis kami. Jubah macam itu tak dijual di Diagon Alley, tapi ada satu yang mungkin menemukan jalannya sendiri kepada pengguna yang sudah ditakdirkan. Dan aku tak bisa menahan ingin tahuku kalau atas kemungkinan aneh kamu bukan hanya menemukan suatu jubah penghilang, tapi malah Jubah Gaib, salah satu dari tiga Relikui Kematian dan dikabarkan mampu menyembunyikan pemakainya dari penglihatan sang Kematian itu sendiri.” Tatapan Dumbledore begitu cerah dan bersemangat. “Boleh aku melihatnya, Harry?”

Harry menelan. Ada luapan penuh adrenalin dalam sistemnya sekarang dan itu semua benar-benar tak berguna, ini adalah penyihir paling kuat di dunia dan tak mungkin ada cara dia bisa sampai ke pintu dan tak ada tempat di Hogwarts untuknya bersembunyi kalaupun dia berhasil sampai, dia akan kehilangan Jubah yang sudah diwariskan melalui keturunan Potter untuk entah siapa yang tahu berapa lamaтАУ

Perlahan Dumbledore menegakkan diri lagi ke kursi tingginya. Cahaya cerah sudah hilang dari matanya, dan dia terlihat bingung dan sedikit sedih. “Harry,” kata Dumbledore, “kalau kamu tak mau, kamu tinggal berkata tidak.”

“Aku boleh?” Harry dengan suara serak.

“Ya, Harry,” kata Dumbledore. Suaranya terdengar sedih sekarang, dan cemas. “Sepertinya kau takut terhadapku, Harry. Boleh aku bertanya apa yang sudah kulakukan sampai memperoleh ketidakpercayaan darimu?”

Harry menelan. “Apakah ada cara untukmu berjanji suatu sumpah magis yang mengikat bahwa kamu tak akan mengambil jubahku?”

Dumbledore menggeleng kepalanya perlahan. “Sumpah Tak-Terlanggar tak boleh dipakai semudah itu. Dan lagipula, Harry, kalau kau belum tahu mantranya, kamu hanya memperoleh kata-kataku saja kalau mantranya mengikat. Dan juga aku yakin kau sadar bahwa aku tidak perlu izinmu untuk melihat Jubah itu. Aku cukup kuat untuk membawanya keluar sendiri, kantong mokeskin atau tidak.” Wajah Dumbledore sangat muram. “Namun ini aku tak akan lakukan. Jubah itu adalah milikmu, Harry. Aku tak akan merampasnya darimu. Bahkan tak akan melihatnya untuk sesaat, kecuali kamu memutuskan untuk menunjukkannya padaku. Itu adalah suatu janji dan sumpah. Kalau aku perlu melarangmu dari menggunakannya dalam wilayah sekolah, aku akan memerlukanmu untuk pergi ke brankasmu di Gringotts dan menyimpannya di sana.”

“Ah тАж .” kata Harry. Dia menelan keras, mencoba menenangkan banjir adrenalin dan berpikir wajar. Dia mengambil kantong mokeskin dari ikat pinggangnya. “Kalau kau memang tidak memerlukan izinku тАж maka silakan.” Harry mengulurkan kantongnya pada Dumbledore, dan menggigit keras bibirnya, mengirimkan sinyal itu pada dirinya sendiri kalau misalnya dia dikenai Obliviate setelahnya.

Sang penyihir tua memasukkan tangan ke dalam kantong itu, dan tanpa mengucapkan kata pemanggilan apa pun, mengeluarkan Jubah Gaib.

“Ah,” Dumbledore melepas napas. “Aku memang benar тАж .” Dia mencurahkan tenunan beludru hitam melewati tangannya. “Berabad-abad usianya, dan tetap sesempurna saat hari dia dibuat. Kita sudah kehilangan sebegitu banyak seni kita sepanjang tahun, dan sekarang aku sendiri tak mampu membuat yang semacam ini, tak ada yang bisa. Aku bisa merasakan kekuatannya seperti gema dalam pikiranku, seperti sebuah lagu yang selamanya dinyanyikan tanpa ada yang mendengar тАж .” Sang penyihir mengangkat pandangannya dari Jubah itu. “Jangan menjualnya,” katanya, “jangan memberikannya pada siapa pun sebagai hak milik. Pikirkan dua kali sebelum kau menunjukkannya pada siapa pun, dan renungkan tiga kali lagi sebelum kau memberitahu kalau ini adalah Relikui Kematian. Perlakukan ini dengan hormat, karena ini memang adalah Benda Kekuatan.”

Untuk sesaat wajah Dumbledore menjadi sedih тАж

тАж dan kemudian menyerahkan Jubah itu kembali kepada Harry.

Harry memasukkannya ke dalam kantongnya lagi.

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату