“Aku paham,” kata Profesor Quirrell. “Tn. Malfoy adalah teman yang berguna untuk dimiliki, Tn. Potter, dan ada banyak yang bisa dia ajari, tetapi aku harap kau tidak membuat kesalahan untuk mempercayakannya dengan terlalu banyak rahasia.”
“Dia tak tahu hal apa pun yang aku takut diketahui,” kata Harry.
“Bagus,” kata Profesor Quirrell, tersenyum sedikit. “Jadi apa urusan awalmu di sini?”
“Aku pikir aku sudah selesai dengan latihan-latihan pendahuluan dalam Occlumency dan siap untuk tutor.”
Profesor Quirrell mengangguk. “Aku akan membimbingmu ke Gringotts hari Minggu ini.” Dia berhenti, melihat Harry, dan tersenyum. “Dan kita mungkin bahkan membuatnya sebagai tamasya kecil, kalau kau mau. Aku baru saja memiliki gagasan bagus.”
Harry mengangguk, tersenyum balik.
Saat Harry meninggalkan kantor, dia mendengar Profesor Quirrell bersenandung satu lagu kecil.
Harry lega dia bisa menghiburnya.
Hari Minggu itu sepertinya ada sejumlah besar orang berbisik-bisik di lorong, paling tidak ketika Harry Potter berjalan melewati mereka.
Dan banyak jari-jari yang menunjuk.
Dan banyak cekikikan anak perempuan.
Itu dimulai saat sarapan, ketika seseorang menanyakan Harry apakah dia sudah mendengar beritanya, dan Harry dengan cepat memotong dan berkata kalau beritanya ditulis oleh Rita Skeeter maka dia tidak ingin mendengar tentangnya, dia ingin membacanya di surat kabar sendiri.
Itu kemudian berkembang bahwa tak banyak murid di Hogwarts memperoleh salinan Daily Prophet, dan bahwa salinan-salinan yang belum dibeli dari pemiliknya sudah dipinjamkan dalam suatu urutan yang rumit dan tak ada yang benar-benar tahu siapa yang memegangnya saat ini тАж .
Jadi Harry menggunakan Mantra Sunyi dan pergi memakan sarapannya, mempercayakan teman duduknya untuk menyingkirkan banyak, banyak penanya, dan melakukan yang terbaik untuk mengabaikan ketidakpercayaan, gelak tawa, senyum ucapan selamat, pandangan penuh belas kasihan, tatapan ketakutan, piring-piring yang berjatuhan saat orang-orang baru datang untuk sarapan dan mendengar beritanya.
Harry merasa cukup penasaran, tapi itu tak benar-benar cukup untuk merusak seni mendengarnya dari tangan kedua.
Dia menyelesaikan pekerjaan rumahnya di dalam keamanan kopornya untuk beberapa jam ke depan, setelah memberi tahu teman sekamarnya untuk memanggilnya jika seseorang menemukan satu surat kabar aslinya.
Harry masih mengabaikannya di 10 AM, ketika dia meninggalkan Hogwarts dalam satu kereta dengan Profesor Quirrell, yang ada di kanan depan, dan saat ini sedang tersungkur dalam mode-zombie. Harry duduk diagonal darinya, sejauh yang keretanya bisa sediakan, di kiri belakang. Bahkan dalam keadaan itu, Harry merasakan suatu perasaan malapetaka saat keretanya berderak melewati jalan kecil melewati satu bagian dari hutan tak-terlarang. Itu membuatnya sukar untuk membaca, khususnya karena bahan bacaannya sukar, dan Harry seketika berharap kalau dia sedang membaca salah satu dari buku-buku fiksi ilmiah masa kecilnyaтАУ
“Kita sudah di luar penghalangnya, Tn. Potter,” kata suara Profesor Quirrell dari depan. “Saatnya pergi.”
Profesor Quirrell dengan hati-hati turun dari kereta, menyiapkan diri saat dia melangkah turun. Harry, di sisinya sendiri, melompat turun.
Harry benar-benar bertanya-tanya bagaimana mereka bisa sampai ke sana ketika Profesor Quirrell berkata “Tangkap!” dan melemparkan satu Knut perunggu padanya, dan Harry menangkapnya tanpa berpikir.
Suatu kait raksasa tak terlihat menangkap perut Harry dan menariknya ke belakang, keras, hanya saja tanpa rasa percepatan apa pun, dan seketika kemudian Harry berdiri di tengah-tengah Diagon Alley.
(Maaf, apa? kata otaknya.)
(Kita baru saja diteleportasi, Harry menjelaskan.)
(Itu biasanya tak terjadi dalam lingkungan nenek moyang, otak Harry mengeluh, dan membuatnya disorientasi.)
Harry tertegun saat kakinya menyesuaikan dengan bata di jalan bukannya tanah di koridor hutan yang baru saja mereka jalani. Dia menegakkan diri, masih pusing, dengan kesibukan para penyihir terlihat seolah sedikit bergoyang, dan teriakan penjaga toko yang sepertinya bergerak dalam pendengarannya, saat otaknya mencoba menempatkan satu dunia untuk diletakkan.
Beberapa saat kemudian, ada semacam suara ledakan dan udara tersedot dari beberapa langkah di belakang Harry, dan ketika Harry berbalik untuk melihat Profesor Quirrell ada di sana.
“Apakah kau keberatanтАУ“kata Harry, di saat yang sama saat Profesor Quirrell berkata, “Aku takut akuтАУ”
Harry berhenti, Profesor Quirrell tidak.
“тАУperlu pergi dan menyiapkan pelaksanaan suatu hal, Tn. Potter. Dan seperti yang sudah dijelaskan dengan tuntas kepadaku kalau aku bertanggung jawab penuh atas apa pun yang terjadi padamu, aku akan meninggalkanmu denganтАУ”
“Penjual koran,” kata Harry.
“Maaf?”
“Atau di mana saja aku bisa membeli satu salinan Daily Prophet. Tinggalkan aku di sana dan aku akan bahagia.”
Tak lama setelahnya, Harry sudah diantar ke suatu toko buku, ditemani beberapa ancaman ambigu yang