“aku lihat aku sudah berhasil menangkap perhatianmu.”
Itu benar. Dan meski Harry merasa kalau dia digiring menuju sesuatuтАУtidak, itu bukan saja perasaan, dia memang digiringтАУdia tak bisa menyangkal kalau mengatakan seluruh hal itu, dan melihat senyuman Profesor Quirrell, memang membuatnya merasa lebih baik.
Profesor Quirrell menjangkau ke dalam jubahnya, gerakan yang perlahan dan dengan sengaja terlihat signifikan, dan mengeluarkan …
тАж sebuah buku.
Itu berbeda dari buku-buku yang Harry pernah lihat, ujung dan pinggirnya terlihat rusak; kasar adalah frasa yang muncul di pikiran, seolah itu baru saja dicabut keluar dari tambang buku.
“Apa itu?” Harry menghembuskan.
“Sebuah diary,” kata Profesor Quirrell.
“Milik siapa?”
“Seseorang yang terkenal.” Profesor Quirrell tersenyum lebar.
“Oke тАж .”
Ekspresi Profesor Quirrell menjadi lebih serius. “Tn. Potter, salah satu syarat untuk menjadi penyihir kuat adalah ingatan yang sempurna. Kunci atas suatu teka-teki seringnya adalah sesuatu yang kau baca dua puluh tahun lalu di suatu gulungan perkamen, atau suatu cincin aneh yang kau lihat di jari satu orang yang hanya kau temui sekali. Aku menyebutkan ini untuk menjelaskan bagaimana aku bisa mengingat benda ini, dan plakat yang tertempel padanya, setelah bertemu denganmu sejumlah waktu kemudian. Kau lihat, Tn. Potter, sepenjang jalur hidupku, aku sudah melihat sejumlah koleksi pribadi yang dipegang oleh individual yang, mungkin, tak cukup layak atas semua yang mereka milikiтАУ”
“Kau mencurinya?” kata Harry tak percaya.
“Itu benar,” kata Profesor Quirrell. “Baru-baru ini, sebenarnya. Aku pikir kau akan menghargai benda unik ini lebih daripada pria kecil keji yang memegangnya untuk tiada tujuan lain selain mengesankan teman-teman yang sama kejinya atas kelangkaannya.”
Harry menganga saat ini.
“Tapi jika kau merasa bahwa tindakanku itu salah, Tn. Potter, aku kira kau tak perlu menerima hadiah spesialmu. Walau tentu saja aku tak akan susah-susah mengembalikannya. Jadi akan memilih yang mana?”
Profesor Quirrell melemparkan bukunya dari satu tangan ke tangan lain, menyebabkan Harry menjangkau tanpa sadar dengan pandangan cemas.
“Oh,” kata Profesor Quirrell, “jangan khawatir tentang sedikit penanganan kasar. Kau bisa melemparkan diary ini ke perapian dan itu akan keluar tanpa kerusakan. Dalam hal apa pun, aku menunggu keputusanmu.”
Profesor Quirrell dengan sambil lalu melempar bukunya ke udara dan menangkapnya lagi, tersenyum.
Tidak, kata Gryffindor dan Hufflepuff.
Ya, kata Ravenclaw. Bagian apa dari kata ‘buku’ yang kalian berdua tak pahami?
Bagian mencurinya, kata Hufflepuff.
Oh, ayolah, kata Ravenclaw, kau tak benar-benar meminta kami untuk berkata tidak dan mengabiskan sisa hidup kita bertanya-tanya apa itu.
Itu terdengar seperti keuntungan positif dari sudut pandang utilitarian, kata Slytherin. Pikirkan itu seperti suatu transaksi ekonomi yang menghasilkan keuntungan dari pertukaran, hanya saja tanpa bagian pertukarannya. Tambah lagi, kita tidak mencurinya dan tidak akan membantu siapapun untuk Profesor Quirrell tetap menyimpannya.
Dia mencoba merubahmu jadi Gelap! jerit Gryffindor, dan Hufflepuff mengangguk tegas.
Jangan jadi seorang bocah kecil lugu, kata Slytherin, dia mencoba mengajarimu Slytherin.
Yeah, kata Ravenclaw. Siapapun yang memiliki buku itu pada awalnya mungkin adalah seorang Pelahap Maut atau apa. Itu adalah untuk kita.
Mulut Harry membuka, kemudian berhenti di keadaan itu, suatu pandangan menderita di wajahnya.
Profesor Quirrell sepertinya cukup menikmati. Dia menyeimbangkan bukunya pada ujungnya, dengan satu jari, dan menjaganya tegak sementara menyenandungkan suatu lagu kecil.
Kemudian muncul suatu ketukan di pintu.
Bukunya menghilang lagi ke jubah Profesor Quirrell, dan dia berdiri dari kursinya. Profesor Quirrell mulai berjalan ke pintuтАУ
тАУdan tertegun, seketika tersandung ke dinding.
“Tak apa-apa,” kata suara Profesor Quirrell, yang tiba-tiba terdengar jauh lebih lemah dari biasanya. “Duduk, Tn. Potter, itu hanya mantra pening. Duduk.”
Jari-jari Harry menggenggam ujung kursinya, tak yakin atas apa yang harus dia lakukan, apa yang bisa dia lakukan. Harry bahkan tak bisa berada terlalu dekat dengan Profesor Quirrell, tidak kecuali dia ingin menantang perasaan Malapetaka ituтАУ
Profesor Quirrell menegakkan diri, setelah itu, pernapasannya sepertinya sedikit berat, dan membuka pintu.
Si pelayan datang, membawa nampan berisi makanan; dan saat dia menyalurkan piring-piringnya, Profesor Quirrell dengan perlahan berjalan kembali ke meja.
Di saat si pelayan membungkuk dalam jalannya keluar, Profesor Quirrell duduk tegak dan tersenyum lagi.