atasnya.

Hermione menatapnya, bingung.

“Mekanika kuantum masih belum cukup,” kata Harry. “aku harus pergi sampai sejauh fisika tanpa batas waktu sebelum itu bekerja. Harus melihat tongkat sihir sebagai penguat relasi antara realita terpisah masa lalu dan masa depan, bukannya merubah apa pun dalam arus waktuтАУtapi aku melakukannya, Hermione, aku melihat menembus ilusi objek, dan aku bertaruh tak ada satu pun penyihir lain di dunia ini yang bisa. Bahkan jika ada Muggleborn yang tahu tentang formulasi tanpa batas waktu dari mekanika kuantum, itu hanya akan jadi kepercayaan aneh tentang hal-hal kuantum jauh yang asing, mereka tak akan melihat kalau itu adalah realitas, menerima kalau dunia yang mereka ketahui hanyalah halusinasi. Aku melakukan Transfigurasi atas bagian dari penghapus tanpa merubah keseluruhan benda itu.”

Harry mengangkat tongkat sihirnya lagi, mengarahkannya pada penghapus itu.

Untuk sesaat kemarahan melintasi wajah Harry, tapi dia tak melakukan gerakan apa pun untuk menghentikannya.

“Finite Incantatem,” kata Hermione. “Pastikan dengan Profesor McGonagall sebelum kau mencobanya lagi.”

Harry mengangguk, walau wajahnya masih sedikit ketat.

“Dan kita masih harus berhenti,” kata Hermione.

“Kenapa?” kata Harry. “Tidakkah kamu lihat apa artinya ini, Hermione? Penyihir tidak tahu segalanya! Ada terlalu sedikit dari mereka, bahkan lebih sedikit lagi yang mengenal sains apa pun, mereka sudah menghabiskan buah yang tergantung pendekтАУ”

“Itu tak aman,” kata Hermione. “Biarpun kita bisa menemukan hal-hal baru itu bahkan akan lebih tak aman! Kita masih terlalu muda! Kita sudah membuat satu kesalahan besar, lain kali kita bisa mati!”

Kemudian Hermione tersentak.

Harry mengalihkan pandangan darinya, dan mulai menarik napas perlahan, dalam-dalam.

“Tolong jangan mencoba melakukan ini sendiri, Harry,” kata Hermione, suaranya bergetar. “Tolong.”

Tolong jangan membuatku harus memutuskan apakah akan memberi tahu Profesor Flitwick.

Ada jeda yang panjang.

“Jadi kau ingin kita belajar,” kata Harry. Hermione bisa mengetahui kalau Harry mencoba menjaga kemarahan tak memasuki suaranya. “Hanya belajar.”

Hermione tak yakin apakah dia harus mengatakan apa pun, tapi тАж . “Seperti kamu mempelajari, um, fisika tanpa batas waktu, benar?”

Harry melihat balik ke arahnya.

“Hal itu yang kamu lakukan tadi,” kata Hermione, suaranya tak yakin, “itu bukan karena eksperimen kita, benar? Kamu bisa melakukannya karena kamu membaca banyak buku.”

Harry membuka mulutnya, dan kemudian dia menutupnya lagi. Ada pandangan frustasi di wajahnya.

“Baiklah,” kata Harry. “Bagaimana dengan ini. Kita belajar, dan jika aku memikirkan apa pun yang sepertinya benar-benar layak dicoba, kita akan mencobanya setelah aku menanyakan pada profesor.”

“Oke,” kata Hermione. Dia tidak terjatuh dengan kelegaan, tapi hanya karena dia sudah terduduk.

“Mari kita makan siang?” kata Harry dengan hati-hati.

Hermione mengangguk. Ya. Makan siang kedengarannya bagus. Untuk yang sesungguhnya, kali ini.

Dia dengan hati-hati mulai mendorong dirinya sendiri dari lantai batu, mengernyit saat tubuhnya menjerit padanyaтАУ

Harry mengarahkan tongkat sihirnya padanya dan berkata “Wingardium Leviosa.”

Hermione berkedip saat beban berat di kakinya berkurang pada sesuatu yang bisa ditahan.

Sebuah senyuman seketika melintasi wajah Harry. “Kau bisa mengangkat sesuatu tanpa membuatnya Melayang sepenuhnya,” katanya. “Ingat eksperimen itu?”

Hermione tersenyum balik tanpa daya, walaupun dia berpikir kalau dia harusnya masih marah.

Dan dia mulai berjalan balik ke arah Aula Besar, merasa sungguh dan amat sangat ringan pada kakinya, saat Harry dengan hati-hati menjaga tongkat sihirnya terarah padanya.

Dia hanya berhasil mempertahankannya selama lima menit, tapi perhatiannyalah yang terpenting.

*

Minerva melihat ke arah Dumbledore.

Dumbledore menatap balik bertanya padanya. “Apakah kamu paham satu hal pun dari itu?” kata Kepala Sekolah, terdengar bingung.

Itu adalah omong kosong paling sempurna dan nyata yang Minerva pernah dengar. Dia merasa sedikit malu tentang sudah memanggil sang Kepala Sekolah untuk mendengarnya, tapi dia sudah diberi instruksi eksplisit.

“Aku takut tidak,” kata Profesor McGonagall dengan sopan.

“Jadi,” kata Dumbledore. Jenggot peraknya berayun darinya, pandangan berbinar si penyihir tua melihat ke tempat lain sekali lagi. “Kau mencurigai kau mungkin bisa melakukan sesuatu yang penyihir lain tak bisa lakukan, melakukan sesuatu yang kita pikir mustahil.”

Ketiga orang itu berdiri di dalam ruang kerja Transfigurasi pribadi milik Kepala Sekolah, di mana si phoenix bersinar yang adalah Patronus Dumbledore memberitahunya untuk membawa Harry, sesaat setelah Patronusnya

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ОБРАНЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату