254.
Di belakang panggung, menunggu untuk naik, tiga anak saling memelototi satu sama lain dalam amarah dan frustasi yang campur aduk. Dan tak membantu bahwa mereka masih lembab dari dikeluarkan dari danau, dan bahwa Mantra Penghangat sepertinya tak cukup membantu menebus udara tajam Desember, atau mungkin itu cuma suasana hati mereka.
“Cukup sudah,” kata Granger. “Aku sudah muak! Tak ada lagi pengkhianat!”
“Aku benar-benar sepakat dengamu, Nona Granger,” kata Draco dengan dingin. “Cukup itu cukup.”
“Dan apa yang kalian berdua ingin lakukan tentangnya?” bentak Harry Potter. “Profesor Quirrell sudah berkata kalau dia tidak akan melarang mata-mata!”
“Kita akan melarangnya untuk dia,” kata Draco dengan muram. Dia bahkan tak memahami apa yang dia maksud atas kata-kata itu saat dia mengucapkannya, tapi tindakan mengucapkannya seolah seperti mengkristalkan sebuah rencanaтАУ
Panggungnya sudah dibuat dengan cukup baik, paling tidak untuk struktur temporer; pembuatnya tidak terjatuh dalam perangkap yang biasa dengan menjadi terkesan oleh ilusi kekayaan mereka sendiri, dan mengetahui tentang arsitektur dan gaya visual. Dari tempat di mana Draco berdiri, di dalam tempat yang jelas- jelas untuknya berdiri, dengan para murid melihat dia berlingkaran cahaya dalam kilauan zamrud samar; dan Granger, berdiri di mana Draco dengan lembut mengisyaratkan padanya, akan diberi lingkaran cahaya safir. Sedangkan untuk Harry Potter, Draco tidak melihatnya sekarang.
Profesor Quirrell sudah тАж terbangun, atau apa pun itu yang dia lakukan; dan sedang bersandar pada podium platinum yang tak ada permata apa pun. Dengan seni menarik khalayak ramai yang nyata, sang Profesor Pertahanan dengan hati-hati menumpuk dan merapikan tiga amplop yang berisi tiga perkamen di mana ketiga jenderal sudah menuliskan permintaan-permintaan mereka itu, saat seluruh murid Hogwarts melihat, dan menunggu.
Akhirnya Profesor Quirrell melihat ke atas dari amplop-amplop itu. “Yah,” kata sang Profesor Pertahanan. “Ini memang merepotkan.”
Suatu tawa tertahan berlari di antara kerumunan, dengan suatu nada tajam.
“Aku kira kalian semua bertanya-tanya tentang apa yang akan kulakukan?” kata Profesor Quirrell. “Tak ada yang lain untuk itu; aku kira aku harus melakukan hal yang adil. Walau pertama-tama akan ada sebuah pidato kecil yang aku ingin sampaikan, dan bahkan sebelum itu, terlihat bagiku kalau Tn. Malfoy dan Nona Granger memiliki sesuatu yang ingin mereka bagi.”
Draco berkedip, dan kemudian dia dan Granger bertukar tatapan cepatтАУbolehkah aku?тАУya, silakanтАУdan Draco mengangkat suaranya.
“Jenderal Granger dan aku berdua ingin mengatakan,” kata Draco dalam suara paling formalnya, mengetahui kalau itu diperkeras dan didengar, “bahwa kami tak akan lagi menerima bantuan para pengkhianat. Dan jika, dalam pertempuran mana pun, kami menemukan kalau Potter menerima pengkhianat mana pun dari kedua bala tentara kami berdua, kami akan bergabung untuk menghancurkan dia.”
Dan Draco menembakkan sebuah tatapan yang dipenuhi kedengkian pada si Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup. Rasakan itu, Jenderal Chaos!
“Aku sepakat sepenuhnya dengan Jenderal Malfoy,” kata Granger yang berdiri di sampingnya, suaranya jelas dan kuat. “Tak satu pun dari kami akan memakai pengkhianat, dan jika Jenderal Potter melakukan itu, kami akan menghapusnya dari medan pertempuran.”
Ada suatu bisik-bisik kaget dari para murid yang melihat.
“Sangat bagus,” kata Profesor Pertahanan mereka, tersenyum. “Itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kalian berdua, tapi kalian tetap harus diberi ucapan selamat karena berhasil memikirkannya sebelum jenderal-jenderal lainnya.”
Membutuhkan beberapa saat untuk semua ini mengendapтАУ
“Di masa depan, Tn. Malfoy, Nona Granger, sebelum kalian datang ke kantorku dengan permintaan apa pun, pikirkan apakah ada satu cara untuk kalian mencapainya tanpa bantuanku. Aku tidak akan mengurangi Quirrell poin dalam kesempatan ini, tapi kali berikutnya kalian boleh mengharapkan untuk kehilangan lima puluh penuh.” Profesor Quirrell mengenakan senyuman terhibur. “Dan apa kau ingin mengatakan sesuatu tentang itu, Tn. Potter?”
Pandangan Harry Potter pergi ke Granger, kemudian ke Draco. Wajahnya terlihat tenang; walau Draco yakin kalau terkendali adalah suatu kata yang lebih baik.
Akhirnya Harry Potter berbicara, suaranya datar. “Chaos Legion masih gembira untuk menerima pengkhianat. Sampai jumpa di medan perang.”
Draco tahu kalau keterkejutan terlihat pada wajahnya sendiri; ada gumaman heran dari para murid yang melihat, dan ketika Draco melihat pada baris depan dia melihat bahkan para Chaotic Harry terlihat tercengang.
Wajah Granger marah, dan menjadi makin marah. “Harry Potter,” katanya dalam nada tajam seolah dia mengira kalau dia adalah seorang guru, “apakah kau mencoba jadi menjengkelkan?”
“Aku jelas tidak,” kata Harry Potter dengan tenang. “Aku tak akan membuat kalian melakukannya tiap kali. Kalahkan aku sekali, dan aku akan tetap kalah. Tapi ancaman-ancaman tak selalu cukup, Jenderal Sunshine. Kalian tak memintaku untuk bergabung dengan kalian, tapi hanya mencoba untuk memaksakan kehendak kalian; dan sesekali kalian harus benar-benar mengalahkan musuhnya, untuk memaksakan kehendak kalian padanya. Kalian tahu, aku skeptis kalau Hermione Granger, bintang akademis paling terang di Hogwarts, dan Draco, anak Lucius, keturunan Keluarga Malfoy yang Terhormat dan Paling Tua, bisa bekerja sama untuk mengalahkan musuh bersama, Harry Potter.” Suatu senyuman terhibur melintasi wajah Harry Potter. “Mungkin aku akan melakukan apa yang Draco coba dengan Zabini, dan menulis sebuah surat pada Lucius Malfoy dan melihat apa yang dia pikirkan tentang itu.”
“Harry!” Granger tercekat, terlihat benar-benar terperangah, dan ada suara suara tercekat dari para penonton juga.