luas! Ada peperangan yang mana suatu negara berbaris melawan yang lain! Orangtua kalian nyaris kalah melawan setengah ratus, yang berpikir untuk mengambil alih negara ini hidup-hidup! Seberapa cepat mereka akan dihancurkan oleh suatu musuh yang lebih banyak dari mereka, suatu musuh yang tak peduli dengan kehancuran mereka? Ini aku ramalkan: Ketika ancaman berikutnya bangkit, Lucius Malfoy akan menyatakan kalau kalian harus mengikutinya atau musnah, bahwa satu-satunya harapan adalah untuk mempercayai kekejaman dan kekuatannya. Dan walau Lucius Malfoy sendiri mempercayainya, ini akan jadi sebuah kebohongan. Karena ketika sang Pangeran Kegelapan musnah, Lucius Malfoy tidak menyatukan Pelahap Maut, mereka diremukkan seketika, mereka berlari seperti anjing-anjing yang dicambuk dan saling mengkhianati satu sama lain! Lucius Malfoy tidak cukup kuat untuk menjadi Pangeran sejati, Kegelapan atau tidak.”
Kepalan Draco Malfoy terkepal putih, ada air mata di matanya, dan amarah, dan malu yang tak tertahankan.
“Tidak,” kata Profesor Quirrell, “aku tak berpikir kalau adalah Lucius Malfoy yang akan menyelamatkan kalian. Dan supaya jangan kalian berpikir kalau aku berbicara untuk kepentinganku sendiri, waktu akan membuatnya jelas dalam waktu dekat bahwa memang bukan seperti itu. Aku tak membuat rekomendasi untukmu, para muridku. Tapi aku berkata bahwa jika seluruh negara ingin menemukan satu pemimpin sekuat sang Pangeran Kegelapan, tapi terhormat dan murni, dan menerima Tandanya; maka mereka bisa menghancurkan Pangeran Kegelapan mana pun bagaikan seekor serangga, dan yang lain dari dunia sihir kita yang terbagi tak bisa mengancam mereka. Dan jika suatu musuh yang masih lebih besar bangkit melawan kita dalam suatu perang pemusnahan, maka hanya suatu dunia sihir yang bersatu yang bisa selamat.”
Ada suara-suara terkesiap, kebanyakan dari para Muggleborn; para murid di dalam jubah berpotongan hijau terlihat hanya kebingungan. Sekarang adalah Harry Potter yang kepalannya tergenggam ketat dan bergetar; dan Hermione Granger di sebelahnya marah dan cemas.
Sang Kepala Sekolah bangkit dari tempat duduknya, wajahnya sekarang tegang, masih belum mengatakan apa pun; tapi perintahnya jelas.
“Aku tak mengatakan ancaman apa yang akan datang,” kata Profesor Quirrell. “Tapi kalian tidak akan menjalani kehidupan kalian dalam kedamaian, tidak jika sejarah masa lalu dari dunia adalah sebuah petunjuk pada seluruh masa depannya. Dan jika kalian melakukan di masa depan seperti yang kalian sudah lihat pada ketiga bala tentara lakukan hari ini, jika kalian tak bisa menyingkirkan pertengkaran remeh kalian dan menerima Tanda satu pemimpin tunggal, maka jelas kalian mungkin berharap bahwa sang Pangeran Kegelapan hidup untuk memerintah kalian, dan menyesali hari di mana Harry Potter dilahirkanтАУ”
“Cukup!” teriak Albus Dumbledore.
Ada kesunyian.
Profesor Quirrell dengan perlahan memutar kepalanya untuk memandang tempat di mana Albus Dumbledore berdiri di dalam amarah sihirnya; mata mereka bertemu, dan suatu tekanan tanpa suara menekan bagai suatu beban di atas seluruh murid, saat mereka mendengarkan tak berani bergerak.
“Kau, juga, mengecewakan negara ini,” kata Profesor Quirrell. “Dan kau tahu bahayanya sama sepertiku.”
“Pidato-pidato macam itu tidak untuk telinga murid,” kata Albus Dumbledore dalam suara yang naik secara berbahaya. “Tidak juga untuk mulut seorang profesor!”
Dengan kering, kemudian, Profesor Quirrell berkata: “Ada banyak pidato yang dibuat untuk telinga-telinga dewasa, saat Pangeran Kegelapan bangkit. Dan para dewasa bertepuk tangan dan bersorak, dan pulang setelah menikmati hiburan hari mereka. Tapi aku akan menurutimu, Kepala Sekolah, dan tak membuat pidato-pidato lebih lanjut jika kau tidak menyukainya. Pelajaranku adalah sederhana. Aku akan terus tak melakukan apa pun tentang para pengkhianat, dan kita akan melihat apa yang para murid bisa lakukan untuk diri mereka tentang itu, ketika mereka tidak menunggu para profesor datang menyelamatkan mereka.”
Dan kemudian Profesor Quirrell berbalik ke arah para muridnya, dan mulutnya memelintir naik ke dalam seringai masam yang sepertinya memudarkan tekanan mengerikan itu bagaikan seorang dewa yang menghembus untuk mengusir awan-awan. “Tapi tolong baik-baiklah pada para pengkhianat sampai sekarang,” kata Profesor Quirrell. “Mereka cuma bersenang-senang.”
Ada tawa, walau itu adalah tawa cemas pada awalnya, dan kemudian sepertinya mulai membesar, saat Profesor Quirrell berdiri di sana tersenyum kecut dan beberapa dari suasana tegang terlepas dengan sendirinya.
Pikiran Draco masih berputar melalui ribuan pertanyaan dan suatu keadaan linglung ngeri, saat Profesor Quirrell bersiap-siap untuk membuka amplop-amplop di mana ketiganya sudah menuliskan permintaan-permintaan mereka.
Tak pernah terpikir oleh Draco sebelumnya bahwa Muggle yang bepergian ke bulan itu adalah sebuah ancaman yang lebih besar daripada ilmu sihir yang perlahan menurun, atau bahwa Ayah sudah membuktikan dirinya terlalu lemah untuk mencegah mereka.
Dan bahkan lebih aneh, implikasi yang jelas itu: Profesor Quirrell percaya kalau Harry bisa. Sang Profesor Pertahanan mengaku kalau tak membuat rekomendasi, tapi dia menyebutkan Harry Potter berulang kali di pidatonya; yang lain pasti sudah memikirkan hal yang sama seperti Draco.
Itu menggelikan. Si bocah yang menaburi kursi berbantal dengan kerlap-kerlip dan menyebutnya sebuah tahtaтАУ
Si bocah yang memandang Snape dan menang, bisik satu suara pengkhianat, bocah itu bisa tumbuh menjadi satu Pangeran yang cukup kuat untuk memerintah, cukup kuat untuk menyelamatkan kita semuaтАУ
Harry dibesarkan oleh Muggle! Dia sendiri bisa dibilang adalah seorang darah lumpur, dia tak akan bertarung melawan keluarga tirinyaтАУ
Dia mengenal ilmu mereka, rahasia-rahasia mereka dan metode-metode mereka; dia bisa mengambil seluruh sains Muggle dan memakainya melawan mereka, bersama kekuatan kita sendiri sebagai penyihir.
Tapi bagaimana jika dia menolak? Bagaimana jika dia terlalu lemah?
Kalau begitu, kata suara batin itu, itu haruslah kamu, bukan begitu, Draco Malfoy?
Dan kemudian ada suatu keheningan baru dari kerumunan, saat Profesor Quirrell membuka amplop pertama.