lalu kamu akan mendapat sinyal FTL! Dan kucing itu RUMIT! Pikiran manusia tidak akan mampu memvisualisasi seluruh anatomi kucing, dan juga seluruh biokimia kucing, juga bagaimana dengan neurologi? Bagaimana kamu bisa terus berpikir memakai otak ukuran kucing?”

Bibir profesor McGonagall berkedut lebih kuat sekarang. “Sihir.”

“Sihir tidak cukup untuk melakukannya! Kamu harus jadi seorang dewa!”

Profesor McGonagall berkedip. “Itu pertama kalinya aku disebut seperti itu.”

Pandangan Harry mulai kabur, seiring otaknya mulai memahami apa yang baru saja dihancurkan. Seluruh gagasan tentang segenap alam semesta dengan hukum matematika biasa, itulah yang baru saja diguyur dalam toilet; seluruh pikiran fisika. Tiga ribu tahun memecahkan masalah-masalah rumit besar menjadi bagian-bagian kecil, menemukan bahwa musik para planet seirama dengan jatuhnya apel, menemukan bahwa hukum sejati adalah universal dan tak memiliki pengecualian di manapun dan mengambil bentuk matematika sederhana yang mengatur bagian-bagian terkecil, dan juga bahwa pikiran adalah otak dan otak tersusun dari neuron-neuron, otak yang merupakan manusia itu sendiri тАУ

Dan seorang wanita berubah menjadi kucing, semua jadi tak berarti begitu saja.

Ratusan pertanyaan bertarung memperebutkan prioritas atas bibir Harry dan pemenangnya menyembur keluar: “Dan, dan mantera macam apa itu Wingardium Leviosa? Siapa yang menciptakan kata-kata untuk mantera-mantera sihir ini, anak TK?”

“Cukup untuk sekarang, Tn. Potter,” kata Profesor McGonagall datar, walau matanya memancarkan kegirangan yang tertahan. “Kalau kamu ingin belajar tentang sihir, saya sarankan supaya kita menyelesaikan berkas-berkasnya supaya kamu bisa belajar di Hogwarts.”

“Benar,” kata Harry, seolah linglung. Dia merapikan pikirannya. Barisan Akal harus diulang lagi, hari ini cukup; mereka sudah punya hasil metode eksperimental dan itulah yang terpenting. “Bagaimana caraku untuk masuk ke Hogwarts, kalau begitu?”

Sedakan tawa keluar dari Profesor McGonagall, seolah dicabut dengan penyepit.

“Tunggu dulu, Harry,” kata ayahnya. “Ingat kenapa kamu tidak bisa mengikuti sekolah sampai sekarang? Bagaimana dengan kondisimu?”

Profesor McGonagall berputar ke arah Michael. “Kondisinya? Apa ini?”

Aku tidak tidur seperti biasa,” kata Harry. Dia melambaikan tangan menyerah. “Siklus tidurku sepanjang 26 jam, aku selalu tertidur dua jam lebih lama, setiap hari. Aku tidak bisa tidur lebih cepat dari itu, dan di hari berikutnya aku akan tertidur dua jam dari waktu aku tidur kemarin. 10PM, 12AM, 2AM, 4AM, sampai berulang lagi. Bahkan kalau aku mencoba bangun lebih awal, itu tidak membuat perbedaan dan memperparah kondisiku seharian. Itulah mengapa aku tak bisa belajar di sekolah normal sampai sekarang.”

“Salah satu alasannya,” kata ibunya. Harry menatapnya tajam.

McGonagall memberi hmmmmm panjang. “Seingatku aku tak pernah mendengar kondisi semacam itu тАж” katanya perlahan. “Akan kutanyakan pada Madam Pomfrey untuk melihat apakah ada obatnya.” Kemudian wajahnya kembali cerah. “Tidak, aku yakin ini tidak akan jadi soalтАУakan kucari solusinya tepat waktu. Sekarang,” dan tatapannya menajam lagi, “apa lagi alasan lainnya?”

Harry memberi tatapan tajam pada orang tuanya. “Aku adalah penentang terpercaya atas pemaksaan kewajiban pada anak-anak, dengan dasar bahwa aku seharusnya tidak ikut menderita karena pengeroposan atas sistem sekolah yang gagal untuk menyediakan tenaga pengajar atau bahan ajar bahkan untuk sekedar berkualitas kelayakan minimal.”

Kedua orangtua Harry tertawa keras mendengarnya, seolah mereka pikir semuanya itu hanya kelakar besar. “Oh,” kata ayah Harry, matanya bersinar, “Karena itukah kenapa kamu menggigit guru matematika di kelas tiga.”

“Dia tidak tahu apa itu logaritma!”

“Tentu saja,” lanjut ibu Harry. “menggigitnya adalah respon yang sangat dewasa.”

Ayah Harry mengangguk. “Kebijakan yang sudah dipikir matang untuk mengatasi masalah guru yang tak mengerti logaritma.”

“Aku baru umur tujuh tahun! Sampai kapan kalian mau terus mengungkitnya?”

“Aku mengerti,” kata ibunya simpatik, “kamu menggigit satu guru matematika dan mereka tidak pernah membiarkanmu melupakannya, ya kan?”

Harry berputar ke arah McGonagall. “Itu! Kamu lihat apa yang harus kuhadapi?”

“Permisi,” kata Petunia, dan keluar lewat pintu belakang menuju ke taman, yang dari mana tawanya terdengar jelas.

“Sudah, ah, sudah,” entah kenapa Profesor McGonagall seolah kesulitan bicara, “tidak boleh ada acara gigit guru di Hogwarts, jelas, Tn. Potter?”

Harry memandangnya muram. “Ya sudah, aku tak akan menggigit orang selama dia tidak menggigitku lebih dulu.”

Profesor Michael Verres-Evans juga harus meminta keluar ruangan sejenak setelah mendengarnya.

“Baik,” Profesor McGonagall mendesah, setelah orangtua Harry menenangkan diri dan kembali masuk. “Yah. Saya pikir, dalam keadaan ini, saya harus menghindari membawamu membeli perlengkapan belajarmu sampai sehari atau dua hari sebelum sekolah mulai.”

“Apa? Kenapa? Anak-anak yang lain sudah tahu tentang sihir kan? Aku harus segera mengejar mereka!”

“Temang saja, Tn. Potter,” jawab Profesor McGonagall, “Hogwarts cukup mampu untuk mengajari dasar- dasarnya. Dan aku curiga, Tn. Potter, kalau aku meninggalkanmu sendiri selama dua bulan dengan buku-buku pelajaranmu, bahkan dengan tanpa tongkat sihir, aku akan kembali ke rumah ini dan mendapati kawah berasap ungu, kota tak berpenghuni di sekelilingnya dan wabah zebra berapi meneror seluruh Inggris.”

Ayah dan ibu Harry mengangguk bersamaan.

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату