тАж atau mungkin kalau dia punya secuil saja dari akal sehat тАж .
Ini memang tak ada harapan. Dia sudah rusak sampai ke intinya. Sambut Pangeran Kegelapan Harry. Kau tak bisa menentang takdir.
Seseorang bertanya pada Harry apakah dia baik-baik saja. (Yang lain mulai mengambil makanan untuk mereka sendiri, yang secara magis muncul begitu saja di meja, terserah.)
“Aku baik-baik saja,” kata Harry. “Maafkan aku. Um. Apakah itu тАж pidato normal untuk Kepala Sekolah? Kalian semua тАж tak terlihat тАж begitu terkejut тАж .”
“Oh, Dumbledore itu gila, tentu saja,” kata Ravenclaw yang terlihat lebih tua duduk di sebelahnya yang tadi sudah memperkenalkan diri dengan suatu nama yang Harry bahkan tak bisa mulai mengingatnya. “Sangat menyenangkan, penyihir yang sangat kuat, tapi benar-benar sinting.” Dia berhenti. “Di waktu setelah ini aku juga ingin bertanya kenapa cairan hijau keluar dari bibirmu dan kemudian menghilang, walau aku kira kamu sudah berjanji pada Topi Seleksi untuk tak membicarakan tentang itu juga.”
Dengan usaha keras, Harry menghentikan dirnya dari memandang ke bawah pada kaleng Comed-Tea yang bisa membuatnya tersudut di tangannya.
Lagipula, Comed-Tea tidak cuma begitu saja memunculkan kepala berita Quibbler tentangnya dan Draco. Draco sudah menjelaskannya dalam suatu cara yang membuatnya seolah itu semua terjadi secara тАж alami? Seolah itu sudah merubah sejarah untuk membuatnya cocok?
Harry sedang membayangkan dirinya menghantamkan kepalanya ke atas meja. Wham, wham, wham bunyi kepalanya di dalam pikirannya.
Murid yang lain menurunkan suaranya jadi bisikan. “Aku dengar bahwa Dumbledore itu diam-diam seorang mastermind jenius yang mengendalikan banyak hal dan dia memakai kegilaannya sebagai samaran supaya tak ada yang mencurigainya.”
“Aku juga pernah mendengarnya,” bisik murid ketiga, dan ada anggukan penuh rahasia dari sekeliling meja.
Ini tak bisa tidak menangkap perhatian Harry.
“Aku paham,” bisik Harry, menurunkan suaranya sendiri. “Jadi semua orang tahu kalau Dumbledore itu diam- diam seorang mastermind.”
Kebanyakan dari murid mengangguk. Satu atau dua terlihat tiba-tiba merenung, termasuk si murid yang lebih tua di sebelah Harry.
Apa Kalian yakin ini meja Ravenclaw? Harry berhasil untuk tak mengatakannya keras-keras.
“Brilian!” bisik Harry. “Kalau semua orang tahu, tak ada yang akan mencurigai kalau itu adalah rahasia!”
“Tepat sekali,” bisik satu murid, dan kemudian dia mengerutkan dahi. “Tunggu, itu tadi sepertinya terdengar anehтАУ”
Catatan untukku: 75 persentil dari murid Hogwarts alias Asrama Ravenclaw bukanlah program paling eksklusif di dunia untuk anak-anak berbakat.
Tapi paling tidak dia belajar suatu fakta penting hari ini. Comed-Tea itu mahakuasa. Dan itu artinya тАж .
Harry berkedip kaget saat pikirannya akhirnya membuat hubungan yang jelas itu.
тАж itu artinya begitu dia belajar satu mantra yang secara sementara mengubah rasa humornya, dia bisa membuat apa pun terjadi, dengan membuatnya supaya dia mampu menganggap cuma satu hal yang bisa membuatnya cukup terkejut untuk tersedak, dan kemudian meminum sekaleng Comed-Tea.
Yah itu adalah perjalanan yang amat singkat menuju kedewaan. Bahkan aku pun mengira ini akan jauh lebih lama dari hari pertamaku di sekolah.
Kalau dipikir lagi, dia juga sudah benar-benar menghancurkan Hogwarts dalam sepuluh menit dari menerima Seleksi.
Harry memang merasakan suatu penyesalan tentang iniтАУMerlin tahu apa yang akan dilakukan Kepala Sekolah sinting pada tujuh tahun sekolah selanjutnyaтАУtapi dia tak bisa tidak merasakan rona bangga, juga.
Besok. Tidak lebih lama dari besok waktu paling lama yang dia berikan untuk berhenti berjalan di jalur menuju Pangeran Kegelapan Harry. Suatu prospek yang jadi makin menakutkan tiap menitnya.
Namun juga, entah bagaimana, semakin menarik. Sebagian dari dirinya sudah mulai membayangkan seragam pengikutnya.
“Makan,” si murid yang lebih tua duduk di sampingnya menggumam, dan menusuk Harry di rusuk. “Jangan dipikir. Makan.”
Harry langsung mulai mengisi piringnya dengan apa saja yang ada di depannya, sosis biru dengan benda- benda kecil bersinar, apa pun.
“Apa yang kamu pikirkan, SeleksiтАУ” Padma Patil mulai bicara, salah satu Ravenclaw tahun pertama lain.
“Tak boleh ada yang mengganggu selama waktu makan!” kata paling tidak tiga orang. “Aturan Asrama!” tambah yang lain. “Kalau tidak kita semua akan kelaparan di sini.”
Harry merasakan dirinya benar-benar sungguh berharap bahwa ide cerdas barunya tidak benar-benar bekerja. Dan bahwa Comed-Tea bekerja dengan cara yang lain dan tidak benar-benar punya kekuatan mahakuasa untuk mengubah realita. Bukannya dia tidak ingin jadi mahakuasa. Hanya saja dia tak tahan membayangkan hidup di dalam alam semesta yang benar-benar bekerja seperti itu. Ada sesuatu yang tak terhormat tentang mengalami kenaikan melalui penggunaan cerdas minuman soda.
Tapi dia akan mengujinya secara eksperimen.
“Kau tahu,” kata si murid lebih tua di sebelahnya dalam suara yang cukup ramah, “kami punya suatu sistem untuk memaksa orang sepertimu untuk makan, apa kamu mau tahu apa itu?”