misteriusku.”

Ada satu jeda.

“Sisi gelap тАж mu тАж .”

Harry mendudukan diri. Profesor Quirrell sedang memandangnya dengan salah satu ekspresi paling aneh yang pernah Harry lihat di wajah siapapun, jangankan di wajah seseorang yang sebermartabat Profesor Quirrell.

“Itu terjadi ketika aku menjadi marah,” Harry menjelaskan. “Darahku mengalir dingin, semuanya menjadi dingin, semuanya terlihat benar-benar jelas тАж . Dipikir kembali itu sudah bersamaku cukup lamaтАУdi tahun pertama sekolah Muggleku, seseorang mencoba mengambil bolaku selama waktu istirahat dan aku memegang bola itu di balik punggungku dan menendangnya di perut yang dulu pernah aku baca bahwa itu merupakan suatu titik lemah, dan anak-anak lain tak menggangguku setelah itu. Dan aku menggigit satu guru matematika ketika dia tak mau menerima dominansiku. Tapi hanya baru-baru ini saja ketika aku berada dalam tekanan yang cukup untuk mengetahui kalau itu adalah benar-benar, kau tahu, sisi gelap misterius, dan bukan hanya masalah manajemen marah seperti yang psikolog sekolah katakan. Dan aku tak punya kekuatan magis super apa pun ketika itu terjadi, Itu adalah salah satu hal-hal pertama yang aku pastikan.”

Profesor Quirrell menggosok hidungnya. “Biarkan aku memikirkan ini,” katanya.

Harry menunggu dalam kesunyian selama satu menit penuh. Dia memakai waktu itu untuk berdiri, yang lebih sukar dari yang dia perkirakan.

“Yah,” kata Profesor Quirrell setelah beberapa saaat. “Aku kira memang ada sesuatu yang bisa kau katakan untuk meyakinkanku.”

“Aku memang sudah menebak kalau sisi gelapku adalah sekadar bagian lain dari diriku dan kalau jawabannya bukanlah untuk tak pernah menjadi marah tapi untuk belajar tetap memiliki kendali dengan menerimanya, Aku tidak bodoh atau apa dan aku sudah melihat cerita ini cukup banyak untuk mengetahui ke arah mana tujuannya, namun itu sukar dan kau sepertinya adalah orang yang bisa membantuku.”

“Wah тАж ya тАж memang sangat jeli , Tn. Potter, aku harus katakan тАж sisi itu dari dirimu adalah, seperti yang sudah kau duga, niat membunuhmu, yang seperti tadi kau sebutkan memang adalah bagian dari dirimu тАж .”

“Dan perlu dilatih,” kata Harry, melengkapi polanya.

“Dan perlu dilatih, ya.” Ekspresi aneh itu masih ada di wajah Profesor Quirrell. “Tn. Potter, kalau kau benar- benar tidak ingin menjadi Pangeran Kegelapan selanjutnya, maka apa ambisi yang Topi Seleksi coba yakinkan untuk kau tinggalkan, ambisi yang karenanya kau Diseleksi ke dalam Slytherin?”

“Aku Diseleksi ke dalam Ravenclaw!”

“Tn. Potter,” kata Profesor Quirrell, sekarang dengan senyum kering yang biasa dia pakai, “aku tahu kau terbiasa dengan semua orang di sekitarmu berpikiran bodoh, tapi tolong jangan salah menilaiku sebagai salah satu dari mereka. Kemungkinan bahwa si Topi Seleksi akan memainkan keisengan pertamanya dalam delapan ratus tahun adalah sewaktu dia ada di atas kepalamu itu sebegitu kecil hingga tak layak dipertimbangkan. Kupikir memang nyaris mustahil kalau kau menjentikkan jarimu dan menciptakan suatu cara sederhana dan cerdas untuk mengalahkan mantra anti-perusakan pada si Topi, walau aku sendiri tak bisa memikirkan metode macam itu. Namun penjelasan yang jauh paling mungkin adalah kalau Dumbledore memutuskan kalau dia tak senang dengan pilihan si Topi untuk Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup. Ini teramat jelas untuk siapapun dengan secuil akal sehat, jadi rahasiamu aman di Hogwarts.”

Harry membuka mulutnya, kemudian menutupnya lagi dengan perasaan benar-benar tak berdaya. Profesor Quirrell memang salah, tapi salah dalam cara yang benar-benar meyakinkan hingga Harry mulai berpikir kalau itu memang penilaian rasional mengingat bukti-bukti yang ada untuk Profesor Quirrell. Ada saat-saat, tak pernah berupa waktu yang bisa diprediksi tapi tetap sesekali, ketika kau akan memperoleh bukti kemungkinan kecil dan tebakan terbaik yang bisa diketahui akan tetap berupa tebakan salah. Jika kau menjalani satu uji medis yang hanya salah sekali dalam seribu, terkadang itu akan tetap salah juga.

“Bisa aku memintamu untuk tak mengulangi apa yang akan kukatakan?” kata Harry.

“Tentu saja,” kata Profesor Quirrell. “Anggap aku bertanya.”

Harry juga bukan seorang bodoh. “Bisa aku menganggapmu telah mengatakan ya?”

“Sangat bagus, Tn. Potter. Kau memang boleh menganggapnya demikian.”

“Profesor QuirrellтАУ”

“Aku tak akan mengulangi apa yang akan kau katakan,” kata Profesor Quirrell, tersenyum.

Mereka berdua tertawa, kemudian Harry berubah serius lagi. “Si Topi Seleksi memang berpikir kalau aku akan berakhir sebagai Pangeran Kegelapan kecuali aku masuk ke Hufflepuff,” kata Harry. “Tapi aku tak mau jadi Pangeran Kegelapan.”

“Tn. Potter тАж .” kata Profesor Quirrell. “Jangan salah sangka. Aku janji kau tak akan dihakimi atas jawabanmu. Aku hanya ingin mengetahui jawaban jujur darimu sendiri. Kenapa tidak?”

Harry merasakan perasaan tak berdaya itu lagi. Engkau hendaknya tidak menjadi seorang Pangeran Kegelapan adalah suatu teorema jelas dalam sistem moralnya hingga sukar untuk menjelaskan langkah pembuktian nyatanya. “Um, orang-orang akan tersakiti?”

“Tentunya kau pernah ingin menyakiti seseorang,” kata Profesor Quirrell. “Kau ingin menyakiti para penganiaya itu hari ini. Menjadi seorang Pangeran Kegelapan artinya adalah orang-orang yang kau ingin sakiti akan tersakiti.”

Harry ragu-ragu mencari kata-kata dan kemudian memutuskan untuk memakai yang jelas. “Yang pertama, hanya karena aku ingin melukai seseorang tak berarti kalau itu adalah hal yang benarтАУ”

“Apa yang membuat sesuatu itu benar, kalau bukan karena kau menginginkannya?”

“Ah,” kata Harry, “preferensi utilitarianisme.”

“Maafkan aku?” kata Profesor Quirrell.

“Itu adalah teori etika kalau sesuatu yang baik adalah yang memuaskan keinginan kebanyakan orangтАУ”

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ИЗБРАННОЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату