Sangat mudah melupakan lingkaran marmer kecil tempatmu berdiri, dan tubuhmu sendiri, dan menjadi titik kesadaran yang mungkin saja tetap diam, atau mungkin bergerak. Dengan seluruh jarak tak bisa dihitung tak ada cara untuk mengetahuinya.

Ada suatu waktu yang tanpa waktu.

Dan kemudian bintang-bintang itu menghilang, dan ruang kelas itu kembali lagi.

“Aku minta maaf,” kata Profesor Quirrell, “tapi kita akan kedatangan tamu.”

“Tidak apa-apa,” bisik Harry. “Itu sudah cukup.” Dia tak akan melupakan hari ini, dan bukan karena hal-hal tak penting yang tadi terjadi. Dia akan belajar bagaimana melemparkan mantra itu kalau itu adalah hal terakhir yang pernah dia pelajari.

Kemudian pintu-pintu berat kayu ek ruang kelas meledak dari engsel mereka dan meluncur melewati lantai marmer dengan decit bernada tinggi.

“QUIRINUS! BERANI BENAR KAU!”

Bagai awan halilintar besar, seorang penyihir tua dan kuat menyembur masuk dalam ruangan, pandangan amarah yang berpijar liar di wajahnya hingga pandangan tegasnya yang tadi dia berikan pada Harry terlihat seperti tak ada apa-apanya.

Ada suatu renggutan disorientasi di pikiran Harry saat bagian yang ingin melarikan diri dari hal paling menakutkan yang pernah dia lihat melarikan diri, berputar di tempat bagian dirinya yang bisa menerima kejutan itu.

Tak satu pun dari bagian Harry senang karena acara memandang-bintang mereka diganggu. “Kepala Sekolah Albus PercivalтАУ” Harry mulai berkata dalam nada dingin.

WHAM. Tangan Profesor Quirrell memukul keras mejanya. “Tn. Potter!” bentak Profesor Quirrell. “Ini adalah sang Kepala Sekolah Hogwarts dankau hanyalah seorang murid belaka! Kau akan memanggilnya dengan sebutan yang layak!”

Harry melihat ke arah Profesor Quirrell.

Profesor Quirrell memberi Harry pandangan tegas.

Keduanya tak tersenyum.

Langkah panjang Dumbledore terhenti di depan tempat Harry berdiri di depan mimbar dan Profesor Quirrell berdiri di belakang mejanya. Sang Kepala Sekolah memandang dengan terkejut pada mereka berdua.

“Aku minta maaf,” kata Harry dalam nada sopan penurut. “Kepala Sekolah, terima kasih karena ingin melindungiku, tapi Profesor Quirrell melakukan hal yang benar.”

Perlahan, ekspresi Dumbledore berubah dari sesuatu yang bisa menguapkan besi jadi sesuatu yang hanya sekadar marah. “Aku dengar para murid berkata kalau pria ini membiarkanmu dianiaya oleh para Slytherin lebih tua! Kalau dia melarangmu untuk mempertahankan diri!”

Harry mengangguk. “Dia tahu apa tepatnya yang salah denganku dan menunjukkan padaku bagaimana memperbaikinya.”

“Harry, apa yang sedang kau bicarakan?”

“Aku sedang mengajarkan padanya bagaimana caranya kalah,” Profesor Quirrell berkata dengan kering. “Itu adalah suatu kemampuan hidup yang penting.”

Sudah jelas kalau Dumbledore masih tak paham, tapi suaranya sudah menurun dalam tingkat nada. “Harry тАж .” katanya perlahan. “Kalau ada ancaman apa pun dari Profesor Pertahanan untuk mencegahmu dari melaporkanтАУ”

Kau orang gila, setelah hari ini dari seluruh hari-hari apa kau benar-benar berpikir akuтАУ

“Kepala Sekolah,” kata Harry, mencoba terlihat terperangah, “apa yang salah denganku adalah bukan sikapku yang tetap diam tentang para profesor penganiaya.”

Profesor Quirrell tertawa. “Tak sempurna, Tn. Potter, tapi cukup bagus untuk hari pertamamu. Kepala Sekolah apakah kau tinggal cukup lama untuk mendengar tentang lima puluh satu poin untuk Ravenclaw, ataukah kau langsung berlari keluar begitu kau mendengar bagian pertama?”

Sekilas pandangan kebingungan terlintas di wajah Dumbledore, diikuti dengan keterkejutan. “Lima puluh satu poin untuk Ravenclaw?”

Profesor Quirrell mengangguk. “Dia tak mengharapkan itu, tapi itu sepertinya cukup layak. Beritahu Profesor McGonagall kalau aku pikir cerita tentang bagaimana Tn. Potter memperoleh kembali poin-poin yang hilang itu akan cukup untuk menyampaikan maksudnya. Tidak, Kepala Sekolah, Tn. Potter tak memberitahu apa pun padaku. Mudah untuk melihat bagian mana dari kejadian hari ini yang merupakan hasil kerja Profesor McGonagall, sama seperti aku mengetahui bahwa kompromi terakhir adalah usulanmu sendiri. Walau aku bertanya-tanya bagaimana bisa Tn. Potter bisa berada di atas angin melawan Snape dan anda dan kemudian Profesor McGonagall bisa berada di atas angin melawannya.”

Entah bagaimana Harry berhasil mengendalikan wajahnya. Apakah sebegitu jelas bagi seorang Slytherin sejati?

Dumbledore mendekati Harry, mengamati. “Ronamu sedikit aneh, Harry,” kata si penyihir tua. Dia memandang dekat ke wajah Harry. “Apa yang kau makan waktu makan siang hari ini?”

“Apa?” kata Harry, pikirannya bergoyang karena kebingungan tiba-tiba. Kenapa Dumbledore menanyakan tentang domba goreng dan brokoli iris tipis ketika itu adalah kemungkinan penyebab terakhir atasтАУ

Sang penyihir tua menegakkan diri. “Tak apa-apa, kalau begitu. Kupikir kau baik-baik saja.”

Profesor Quirrell terbatuk, keras dan disengaja. Harry melihat pada sang profesor, dan melihat kalau Profesor Quirrell memandang tajam pada Dumbledore.

“Ah-hem!” kata Profesor Quirrell lagi.

Dumbledore dan Profesor Quirrell saling mengunci pandangan, dan sesuatu sepertinya saling melintas di

Добавить отзыв
ВСЕ ОТЗЫВЫ О КНИГЕ В ОБРАНЕ

0

Вы можете отметить интересные вам фрагменты текста, которые будут доступны по уникальной ссылке в адресной строке браузера.

Отметить Добавить цитату